FILOSOFI MANCING DAN STRATEGI BISNIS
Juni 7, 2010
Akhir-akhir ini saya punya hobby baru, yaitu mancing ikan, dan ditularkan oleh anak saya, Raihan. Ternyata mancing itu seru juga ya. Lebih dari itu, memancing rupanya juga memiliki filosofi yang sama dengan dunia bisnis. Ringkasnya, ada konsep strategi bisnis yang kita pelajari dalam mancing ini … Karena berbisnis itu sendiri adalah mancing, yaitu mancing customer untuk membeli produk kita.PASAR SASARAN : MANCING DI EMPANG ATAU LAUT?
Filosofi pertama adalah, kita harus menentukan, mau mancing di mana ? Apakah di empang atau di laut ? Kalau maunya mancing di empang, ya harusnya sudah disadari bahwa paling dapatnya ikan mas, gurame, atau mungkin ikan lele. Tidak mungkin memancing ikan tenggiri di empang. Kalau mau mancing tenggiri, ya harus ke laut. Begitu pula dengan berbisnis, kita harus menentukan pasar yang menjadi sasaran kita, apakah pasar kelas bawah, menengah, atau papan atas … Oh ya, baik di empang maupun di laut, kita harus yakin di mana kira-kira banyak ikannya …
TEKNOLOGI : ALAT PANCING YANG CANGGIH ATAU SEDERHANA?
Kalau mau mancing tenggiri di laut, ya alat pancingnya tentu harus canggih, gagang pancingnya kuat, benangnya yang kawat lentur, dan roll-nya harus yang oke punya. Kalau tidak begitu, mana bisa mendapatkan tenggiri. Kalau mancing tenggiri dengan alat pancing sederhana yang biasa dipakai di empang, bisa-bisa putus dan tenggirinya tidak dapat-dapat. Tetapi jika memang mau mancing di empang, tentu saja alat pancing yang lebih sederhana bisa dipergunakan. Intinya, harus selaras (align) antara teknologi yang dipergunakan dengan pasar sasaran yang dituju. Begitu juga dalam berbisnis, untuk segmen pasar tertentu penggunaan infrastruktur teknologi informasi dan internet menjadi suatu keharusan, tetapi mungkin di segmen pasar yang lain, hal seperti itu tidak perlu.
KOMPETENSI : SKILL MANCING KELAS EMPANG ATAU LAUT DALAM?
Mancing juga butuh skill tersendiri. Tentu saja skill yang dibutuhkan untuk mancing di empang berbeda dengan di laut, apalagi laut dalam. Pemahaman tentang umpan yang dipergunakan, teknik memasang umpan, teknik melempar kail, sampai teknik menarik ikan kalau nyangkut di kail pun berbeda … Kalau saya sendiri untuk urusan mancing, skill-nya masih kelas empang, jadi belum berani ke laut, tapi saya ingin suatu saat mancing di laut, jadi mesti berguru sama yang sudah jago … Begitu juga dengan berbisnis, kita harus menyesuaikan kompetensi kita dengan pasar sasaran. Setiap segmen pasar membutuhkan kompetensi (knowledge, skill, dan attitude) yang berbeda.
IKLAN / PROMOSI : UMPANNYA CACING ATAU IKAN?
Kalau memang mau mancing tenggiri di laut, ya jangan pakai umpan cacing. Tenggirinya pun pasti akan menggerutu dan merasa terhina kalau kita pancing pakai umpan cacing … hahahahaha … Kalau mau mancing tenggiri, umpannya mesti ikan kecil. Tapi kalau di empang, mau mancing ikan mas, ya cacing cukuplah … Begitu juga di dunia bisnis, kita harus berani mengeluarkan biaya untuk iklan atau promosi. Kalau mau dapat customer premium, ya promosinya juga mesti premium. Kalau memang targetnya customer kelas bawah, ya promosi seadanya mungkin cukup (bahkan tidak jarang, mesti menngeluarkan uang banyak juga untuk segmen bawah ini) …
MANAJEMEN RISIKO : BERANI KE LAUT ATAU HANYA EMPANG?
Kalau takut kena hujan di laut (apalagi kena badai), takut gelombang, ya sudah, mancing di empang saja. Untuk mendapatkan ikan tenggiri di laut, ya harus berani menanggung risiko. Kalau nggak mau, ya mari kita mancing di empang saja .. hehehehe … tapi dapatnya hanya ikan mas atau lele. Makanya, kita mesti mengkalkulasikan risiko untuk memancing ikan ke laut, mempertimbangkan cuaca, dan sebagainya. Kalau sekedar di empang sih, tidak perlu manajemen risiko yang canggih-canggih amat. Begitu juga di bisnis, karena kita masuk ke segmen pasar yang premium, investasinya mesti banyak, maka harus mampu memanajemeni risiko dengan baik. Kalau hanya bisnis kecil-kecilan, ya mungkin tidak terlalu ribet manajemen risikonya.
SIKAP : SABAR DAN TERUS MENCOBA
Kalau mancing, ya mesti sabar, kalau gak dapat, ya coba lagi. Adakalanya umpan dimakan ikan, tapi ikannya tidak nyangkut di kail, ya sudah, coba lagi. Sabar dan terus mencoba. Ini berlaku baik di kelas empang maupun laut dalam. Begitu juga dalam berbisnis, kalau kita sudah memperhitungkan pasar sasaran, teknologi sudah pas, kompetensi juga oke, manajemen risiko sudah oke, nah tinggal diuji kesabaran dan terus mencoba, sambil menyerahkan segala keputusan sama yang Yang Maha Kuasa … that’s what we should do …
0 komentar:
Posting Komentar