Senin, 28 Februari 2011
0 komentar
Ikan Tawes
Author: Jamal | Posted at: 11:08:00 | Filed Under: Air Tawar, Ikan |
Tawes
Status konservasi
ikan ternak
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Cypriniformes
Famili: Cyprinidae
Genus: Barbonymus
Spesies: B. gonionotus
Nama binomial
Barbonymus gonionotus
(Bleeker, 1850)

IKAN TAWES (Barnoides gonionotus)

Barnoides gonionotus atau ikan Tawes (Indonesia), ikan Lampam Jawa (Melayu), Thai Silver Barb (Thailand), Indonesian Barb, Java Barb, atau Common Silver Barb termasuk familia Cyprinidae, ordo Cypriniformes. Dapat mencapai panjang total 41 cm, tetapi di Reservoir Dan Tchang, Thailand pernah tertangkap yang berukuran 45 cm dengan berat 2,1 kg. Ikan ini mulai dibudidayakan pada tahun 1958. Terdistribusi di Benua Asia DAS Mekong dan Chao Phraya, Thailand, Malaysia, Sumatera dan Jawa. Hidup di perairan tawar dengan suhu tropis 22 – 28°C; pH 7. Ikan ini dapat ditemukan di sungai pada kedalaman hingga lebih dari 15 m, rawa banjiran dan waduk.

Bentuk badan agak panjang dan pipih dengan punggung meninggi,kepala kecil, moncung meruncing, mulut kecil terletak pada ujung hidung, sungut sangat kecil atau rudimenter. Di bawah garis rusuk terdapat sisik 5½ buah dan 3-3½ buah diantara garis rusuk dan permulaan sirip perut. Garis rusuknya sempurna berjumlah antara 29-31 buah. Badan berwarna keperakan agak gelap di bagian punggung. Pada moncong terdapat tonjolan-tonjolan yang sangat kecil. Sirip punggung dan sirip ekor berwarna abu-abu atau kekuningan, sirip dada berwarna kuning dan sirip dubur berwarna oranye terang. Sirip dubur mempunyai 6½ jari-jari bercabang (Kottelat, et al., 1993; Weber and Beaufort, 1916).

Mudah berkembang biak dalam kolam dengan rangsangan alami, sepanjang tahun. Di perairan umum memijah pada musim penghujan. Ikan matang telur pada umum ± 8 bulan dengan ukuran panjang 20 cm berat 175 gram dengan fekunditas berkisar antara 25.980-86.916 butir. Telur mengendap pada dasar perairan (demersal) dan menetas dalam waktu 13-20 jam (Utomo, et al., 2007). Kebiasaan makan bersifat omnivora. Makanannya dari tumbuhan (seperti dedaunan, Ipomea reptans, dan Hydrilla), fitoplankton dan invertebrata.

Di alam, ikan ini biasa didapatkan dengan alat tangkap jaring, ngesar, tuguk, jala dan alat tangkap trap yaitu sengkirai. Ukuran yang paling banyak tertangkap di perairan berkisar antara 50-200 gram dan biasa dikonsumsi dalam keadaan segar. Harga tergolong sedang yaitu Rp.10.000,-/kg dan banyak dipasarkan adalah ikan tawes yang berasal dari budidaya.
Baca selengkapnya »

Tips Memancing Kakap Putih di Sungai, by Bara_fisher a.k.a Sudarmanto - Fishyforum

2 komentar


Tips Memancing Kakap Putih di Sungai

Pernahkah anda gagal memancing karena lokasinya tidak diprediksi sehingga rencana Anda tidak berhasil? Misalnya di laut, Anda lalai membaca awan sehingga turun hujan dan badai, sehingga rencana memancing menjadi gagal. Atau barangkali Anda datang dari jauh-jauah memancing di suatu sungai akan tetapi setelah sampai lokasi target ikan yang Anda inginkan tidak ada.

Pernahkah Anda berharap mendapatkan ikan pancingan sesuai target yang diinginkan?

Pernahkan Anda banyak mengingat ciri-ciri lokasi perairan yang memiliki kemungkinan kesempatan adanya ikan yang Anda targetkan?


Berikut kami sampaikan tulisan tentang Memancing Ikan Kakap Putih di Perairan Sungai, sekalian menambahkan thread beberapa rekan yang telah mendahului membuka thread daam forum ini.

Ikan kakap putih mempunyai kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat pada kondisi perairan payau ke perairan asin (laut) ataupun sebaliknya. Sehingga sering seorang pemancing mendapatkan kakap putih di sungai dengan berbagai variasi ukuran.

Hal ini biasa terjadi karena sistem salinitasnya memang memungkinkannya demikian.
Makanan ikan spesifik, (lihat tulisan saya sebelummnya ttg Umpan Memancing Ikan Kakap Putih) terdiri dari kelompok ikan kecil dan udang-udangan.




Karakteristik Sungai tempat habitat Kakap Putih, antara lain:
ü Sungainya lebar, mempunyai penampang basah permukaan semisal 30 meter, dengan kedalaman cukup untuk ukuran ikan setara 5kg (di P.Jawa)
(saya menyimpulkan sekitar kedalaman 5 meter sudah cukup untuk membuat kemungkinan ikan besar bermigrasi atau bermukim)

ü Debit aliran air kontinu.
(bukan terlalu sering terjadi air bah atau sentoran dari lokasi atas, kalo banjir sih… sudah biasa)

ü Salinitas tipe airnya : air payau atau intrusi air laut saat pasang. Sejauh air air laut pasang bisa mencapai aliran sungai di darat, maka sejauh itu memancing predator ikan kelas satu ini bisa dilakukan.

ü Warna air sungainya relatif bersih dapat berwarna hijau (algae) atau kuning atau coklat (mirip air teh).

ü Berada di lubuk (cekungan/ kedalam sungai pada suatu alur).




Lokasi sungai yang ideal bagi habitat kakap putih:

- Sungai relatif bebas dari kotoran berupa sampah, olie dan kayu-kayu terapung. (Anda tidak pernah menemukan ikan kakap putih ini pada air sungai yang banyak sampah, ikan ini tergolong pemilih lokasi yang bersih).

- Lokasi banyak tonggak, kayu menancap ataupun bakau, bekas jembatan atau di pile cap jembatan.

- Bila di alur sungai ada aktifitas kegiatan bongkar muat atau pelayaran, akan lebih baik Anda memancing di sekitar lokasi kegiatan di bagian hulu (arah laut).

- Bila memancing di sungai dengan tepinya tumbuhan paku-pakuan, sebaiknya telusuri lokasi badan sungai dengan lubuk yang mempunyai posisi luas dan dalam.

(Jika Anda mendapatkan ikan ini di saat pemancingan yang anda lakukan, maka kunjungi lokasi ini sekitar 1-2 bulan kemudian karena semakin sering anda kunjungi lagi, semakin banyak waktu sia2 yang anda buang. … hmm … mm. Sebaiknya memancing di sungai seperti menanam dan memanen > ciptakan lokasi pancing sungai sendiri dan jalan masuk jangan terlalu diketahui banyak orang )

- Bila memancing di sungai dengan tepian batu atau tonggak kayu, carilah lubuk air yang dalam dan saran saya sebaiknya posisi Anda berada bagian hilir (atas), usahakan umpan bergerak di antara hulu dan hilir sekitar lubuk.

- Jika Alur muara sungai menyempit dan terdapat tanggul kayu, tanggul batu aau kanan kirinya tekstur tanahnya keras berbatu maka Anda sebaiknya memancing di sekitar persis muara, jangan jauh-jauh dari muara. (Pesan saya: jika memancing malam di muara sungai sebaiknya Anda hanya tetap waspada dan tetap saling memperhatikan posisi teman Anda mancing.)





Peralatan Tambahan:

Selain alat pancing, peralatan yang sebaiknya Anda bawa bila memancing di sungai yang yang sangat perlu anda bawa (apalagi jika anda belum pernah memancing di lokasi tersebut sebelumnya) adalah:

Parang kecil > untuk membuka lahan/ lokasi.
Sepatu karet/ safety shoes > untuk perlindungan kaki terhadap ranting/ dahan kering sewaktu anda menyusur sungai
Rokok kretek / daun tembakau > barang ini berjaga bila terkena lintah atau pacet, air campuran tembakau dapat melepaskan mulut penghisap lintah/pacet.
Metode Mancing:
Umpan yang saya rekomendasi : Udang putih hidup / belut hidup / cumi utuh kecil

Metode Mancing yang sesuai:

Fly fishing
- Umpan yang Anda pakai sedikit lebih besar dari umpan biasa yang dipakai di laut. Misalnya : Umpan memancing di laut memakai udang putih 10-12 cm maka di sungai/ muara bisa dipakai ukuran 15cm.
- Pasang leader line dg seling 80 sepanjang 40cm, disambung langsung dg swivell. Umpannya hanya diperbolehkan 1 ekor.
- Sebaiknya semakin sering anda melakukan angkat turun umpan beberapa kali. (capek memang kalo mancing di sungai… ngangkat turunkan terus..)

Memancing dengan bandul timah.
Usahakan posisi umpan pada ketinggian 75 cm s/d 1 meter di atas bandul. Bandul tidak boleh terlalu berat.



Demikian kami bagi pengalaman ini.
Selamat mencoba!!
Baca selengkapnya »

MANCING UDANG 1

0 komentar


Peralatan Mancing Udang Galah
Berikut ini peralatan yang diperlukan untuk mancing udang galah:

  1. Joran atau rod dengan ujung yang lentur dan sensitif serta ring atau cincin yang kecil.
  2. Reel spining kecil ukuran kolam, bisa juga menggunakan penggulung kayu.
  3. Line berupa monofilamen tipis, ukuran 1-2lbs pada mainline dengan leader 2-8 lbs.
  4. Kail yang digunakan adalah kail khusus udang atau circle hook tanpa kait (barbless) dengan nomor 9-12.
  5. Timah pemberat kecil dengan stoper. Timah jangan terlalu berat, yang penting tidak terbawa arus.
Umpan
Umpan yang digunakan untuk mancing udang galah biasanya cacing tanah, cacing susu, cacing bakau, bahkan anak udang. Sementara untuk chumming digunakan kelapa bakar yang dipecah-pecah.

Spot Udang Galah
Memancing udang galah sebaiknya tidak pada saat air pasang dan cuaca dengan curah hujan cukup tinggi. Waktu terbaik mancing udang galah ialah pada saat kemarau dan air surut. Biasanya udang sangat agresif pada malam hari. Tempat favorit bagi udang biasanya diantara kayu log/glondongan yang terendam di sungai. Biasanya ini terdapat pada sungai-sungai di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Irian dll. Selain itu Udang galah juga sering bermain pada dasar sungai. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menentukan spot udang galah didasar sungai adalah seperti berikut:
  1. Kenali struktur dasar sungai tempat dimana kita memancing. Selalunya dasar sungai berbentuk lika liku dan beralun-alun.
  2. Pada tikungan sungai lazimnya aliran air agak perlahan atau alirannya tidak terlalu deras.
  3. Pada arus deras menandakan kawasan tersebut lebih dalam, manakala aliran perlahan pula adalah sebaliknya.
Mancing Gembira: Spot Udang GalahPosisi udang bermain pada arus yang cukup deras

Pola Makan Udang
Berikut ini adalah ciri khas atau kebiasaan makan udang galah:
  1. Apabila udang galah beratnya lebih 300 gr maka umpan akan langsung dilarikan dan ujung joran akan langsung menukik.
  2. Untuk udang ukuran sedang biasanya sewaktu umpan dimakan, leader akan dipegang dan ditarik-tarik menggunakan capitnya sehingga ujung joran akan terangguk seperti ikan kecil yang makan.
  3. Untuk udang yang berukuran kecil biasanya pola makannya hampir sama dengan yang berukuran sedang, oleh karena itu sering - seringlah mengecek dengan menaikkan ujung joran dan apabila berat atau ada tarikkan maka umpan sedang dimakan.

Memancing udang galah harus sabar, lembut dan penuh perasaan. Pada saat umpan dimakan oleh udang, joran akan melengkung, yang perlu kita lakukan tahan saja jangan digentak karena akan membuat mulut udang robek. Angkat joran pelan-pelan sambil menggulung reel pelan-pelan dengan posisi ujung joran diatas udang sehingga line tegak lurus dengan permukaan air. Udang bisanya jika terkena pancing akan mundur kebelakang dan membengkokan tubuhnya, jika digentak atau ditarik terlalu kencang akan membuat mulutnya sobek terkena kail.

Pada saat udang berhasil dinaikan keatas jangan pernah menyentuh atau memencet ekor udang karena terdapat semacam sungut yang cukup tajam serta kepala udang terdapat tanduk yang bergerigi yang cukup maknyos kalo nancep di jari. Sementara capitnya tidak terlalu berbahaya asal tidak terkena ujung capitnya saja.
Semoga tulisan ini bisa bermanfaat
Salam strike.....
Baca selengkapnya »

PANCING CUMI-CUMI

0 komentar


Oleh taufiq
1. Pendahuluan
1.1. Definisi alat tangkap
Pancing cumi-cumi adalah pancing yang mempunyai bentuk atau kontruksi yang khusus yang berlainan dengan bentuk-bentuk pancing lainnya. Bentuk pancing cumi-cumi ini seperti cakar keliling dan bertingkat-tingkat. Pada bagian atas pancing dan demikian juga di bagian bawahnya di beri lubang (mata) yang gunanya untuk mengikatkan tali pancing. Pancing cumi-cumi ini diikat secara berantai dalam satu utas tali yang di hubungkan melalui lubang bagian atas dan bawah pancing. Jadi tidak membuat cabang-cabang seperti pada pancing tangan. Dengan demikian maka pada satu utas tali akan terdapat atau dipasang kadang-kadang sampai berpuluh-puluh pancing. Pancing cumi-cumi ini biasanya digulung pada suatu gelokatau gulungan yang di pasang pada pinggir lambung kapal dan di depannya di beri kawat anyaman yang di beri bingkai dari besi atau pipa dan berada pada bagian sisi luar kapal yang berfungsi sebagai penampung atau penadah cumi-cumi bila ada yang terlepas dari pancing. Pada tepi bingkai anyaman kawat bagian luar do beri roda atau gelok yang fungsinya sebagi alur jalannya pancing baik pada waktu menurunkan maupun pada waktu menarik ke atas kapal sehingga pancing tidak tersangkut-sangkut.
1.2. Sejarah Alat tangkap
Kurang lebih 71 persen permukaan planet bumi kita di tutupi oleh lautan, dimana lautan merupakan tempat berkumpulnya organisme yang sangat banyak. Oleh karena itu Wijarni (1990) menyatakan bahwa perairan laut mempunyai lingkungan hidup yang lebih luas bila di bandingkan dengan perairan darat. Perairan laut meliputi daerah neritic, oceanic, dan bentic. Sehingga di dalamnya terdapat berbagai jenis flora dan fauna yang merupakansuatu ekosistem.
Flora dan fauna yang terdapat di perairan laut meliputi hewan vertebrata dan avertebrata.Avertebrata dilaut mempunyai keanekaragaman yang sangatr tinggi dan menduduki mata rantai makanan yang sangat penting. Oleh karena itu di dalam dunia perikanan tidak hanya mempelajari tentang ikan tetapi juga mempelajari tentang ikan tetapi juga jenis-jenis non ikan misalnya jenis udang, kerang-kerangan dan cumi-cumi (Loligo sp). Selama ini cumi-cumi (loligo sp) di Indonesia di tangkap dengan menggunakan alat tangkap trawl, purse seine, bagan dan pancing. Alat tangkap pancing yang di gunakan untuk menangkap cumi-cumi belum banyak di gunakan oleh nelayan Indonesia.Tetapi mengingat cumi-cumi mempunyai kandungan protein yang tinggi dan termasuk binatang air yang ekonomis penting atau jenis binatang air yang komersial, maka penangkapan cumi-cumi dengan alat pancing perlu lebih dikembangkan di Indonesia. Karena dengan berkembangnya usaha penangkapan cumi-cumi dengan alat tangkap pancing secara modern membuktikan bahwa usaha ini mempunyai efesiensi yang tinggi. Selain itu cumi-cumi lebih sulit di tangkap dengan jarring di laut, dibandingkan dengan beberapa ikan. Hal ini di sebabkan oleh kemampuan gerak yang cepat kesegala arah. Hal ini didukung oleh keadaan bahwa alat Bantu lampu penangkapan (light fishing) di Indonesia telah berkembang dengan baik. Karena dalam penangkapan cumi-cumi dengan alat tangkap pancing memerlukan alat Bantu lampu.
1.3. Prospektif alat tangkap
Alat tangkap pancing yang di gunakan untuk menangkap cumi-cumi belum banyak di gunakan oleh nelayan Indonesia.Tetapi mengingat cumi-cumi mempunyai kandungan protein yang tinggi dan termasuk binatang air yang ekonomis penting atau jenis binatang air yang komersial. Maka penangkapan cumi-cumi dengan alat tangkap pancing perlu lebih di kembangkan di Indonesia. Karena dengan berkembangnya usaha penangkapan cumi-cumi dengan alat tangkap pancing secara modern,membuktikan usaha ini mempunyai efesiensi yang tinggi.Selain itu dengan menangkap cumi-cumi dengan alat ini dapat menanggulangi berbagai permasalahan nasional di bidang pertanian antara lain meningkatkan pendapatan nelayan dan petani ikan, menciptakan lapangan kerja produktif, meningkatkan devisa non migas dan menjamin tersediannya bahan pangan protein hewani
2. Kontruksi Alat Tangkap
2.1. Kontruksi Umum
Pancing (jigs) terdiri dari badan/batang (stem) plastik yang berwarna dengan panjang sekitar 5 cm dan dilengkapi dengan dua lingkaran kait (rings of hooks) yang masing-masing berjumlah 16 kait. Warna batang pancing yang dijual dipasaran terdiri dari warna orange, biru tua, biru langit, hujau, putih, kuning dan merah (Hamabe, Masyarakat et al.1982)
Mata Pancing (jigs) tersebut dirangkaikan dengan tali nylon monofilament. Jarak antara mata pancing yang biasa digunakan nelayan Jepang adalah 30 cm (Benyami, M.1976). sedangkan menurut Jameson, JP (1979) nelayan Austaralia biasa menggunakan jarak mata pancing 100 cm. Rangkaian pancing tersebut akan digulung oleh penggulung kayu berbentuk elips secara manual (Hamabe, Masyarakat et al 1982).
2.2. Detail Kontruksi
Pancing cumi-cumi ini mempunyai bentuk atau konstruksi yang khusus yang berlainan dengan bentuk-bentuk pancing yang lain.
Bentuk panjing cumi-cumi ini seperti cakar keliling dan bertingkat-tingkat.
Pada bagian atas pancing dan demikian juga di bagian bawahnya diberi lubang (mata) yang gunanya untuk mengikatkan tali pancing.
Pancing cumu-cumi ini diikat secara berantai dalam satu utas tali yang dihubungkan melalui lubang bagian atas dan bawah pancing. Jadi tidak membuat cabang-cabang seperti pada pancing tangan. Dengan demikian maka pada satu utas tali akan terdapat atau dipasang kadang-kadang sampai berpuluh-puluh pancing.
Pancing cumi-cumi ini biasanya digulung pada suatu gelok atau gulungan yang dipasang pada pinggir lambung kapal dan didepannya diberi kawat anyaman yang diberi bingkai dari besi atau pipa dan berada pada bagian sisi luar kapal yang berfungi sebagai penampung atau penadah cumi-cumi bila ada yang terlepas dari pancing. Pada tepi bingkai anyaman kawat bagian luar diberi roda atau gelok (sejenis kerek) yang fungsinya sebagai alur jalannya pancing baik pada waktu menurunkan maupun waktu menarik ke atas kapal sehingga pancing tidak tersangkut-sangkut.
2.3. Karakteristik
Menurut Hamabe, Masyarakat et al (1982) alat tangkap jigger (squid jigging) dibagi menjadi :
1. Hand line and pole and line jigging gear.
1.1. Sokumata
Alat tangkap ini terdiri dari tali ulur (hand line) yang berjumlah tiga buah dan masing-masing dibentangkan sepanjang 0,3 masyarakat serta tiap tali biasanya diikatkan pada sebuah swivel.
1.2. Tonbo
Sama dengan Sokumata, hanya berbeda panjang tali dan dioperasikan dengan sebuah tongkat
1.3. Hanego
Cirinya adalah adanya dua tongkat bamboo yang diikatkan pada sebuah pegangan kayu. Tiap batang bambu dihubungkan dengan sebuah tali dengan sebuah mata pancing.
1.4. Serial jigging
Pada garis besarnya sama dengan Sokumata, hanya saja setiap tali membawa beberapa mata pancing, tanpa diberi umpan dan biasanya terdiri dari 2 kumpulan kait.
1.5. Clam jig
Merupakan modifikasi dari Serial Jigging, yang diopersikan pada kedalaman yang lebih rendah. Berbeda dengan Serial Jigging, bagian bawah dari 2 tali dihubungkan dan dilengkapi dengan pemberat.
1.6. Smoth jig
Terdapat 20 sampai 30 mata pancing (jigs) yang dirangkaikan pada tali dengan jarak 1 meter dan diberi pemberat. Dioperasikan dengan mengulur dan menggulung tali tersebut pada sebuah tali.
2. Hand operated jigging reel
Merupakan perbaikan dari smooth jig untuk meningkatlan sefisiensi penangkapan dan mnegurangi tenaga kerja. Dengan jalan mempergunakan penggulung berkerangka kayu yang berguna untuk memasukkan dan mengangkat kembali pancing dari dalam air.
3. Automated jigging machines
Merupakan mekanisasi dari hand operated jigging reel. Sehingga satu mesin penggerak mampu menggerakkan dua penggulung yang bersebelahan serta dapat mengatur kecepatan penggulung secara stabil.
2.5. Bahan dan Spesifikasinya
Alat tangkap pancing jigger beserta penggulungnya diperinci sebagai berikut :
v Penyanggah penggulung
Bahan : Kayu
Ukuran : Tinggi 80 cm
Lebar 30 cm
v Penggulung (reel)
Bahan : Kayu dan Bambu
Bnetuk : Elips
Ukuran : Diameter pnjang 25 cm
Diameter pendek 17,5 cm
Lebar 22,5 cm
v Roller depan (guide roller)
Bahan : seng
Ukuran : Diameter luar 15 cm
Diameter dalam 5 cm
v Tali (line)
Bahan : Nylon momofilament
Diameter : 1 mm
Panjang : 10 m
Interval : 30 cm dan 100 cm
v Mata Pancing
Bahan : Plastik, karet dan stailess steel
Panjang total : 9,5 cm
Panjang batang/badan (stem) warna : 4,7 cm
Jml. Lingkaran kait : 2 buah
Jml. Kait (hook) tiap lingkaran kait : 16 buah
Berat mata pancing : 25 gram
Warna batang/badan (stem) : Hijau dan Merah
v Swivel
Bahan : Stainlees steel
Jumlah : 1 buah


3. Hasil Tangkapan
Alat tangkap pancing ini di gunakan untuk menangkap cumi-cumi, mengingat cumi-cumi mempunyai kandungan protein yang tinggi dan termasuk binatang air yang ekonomis penting atau jenis binatang air yang komersial. Selain itu cumi-cumi lebih sulit di tangkap dengan jarring di laut, dibandingkan dengan beberapa ikan. Hal ini di sebabkan oleh kemampuan gerak yang cepat ke segala arah. Di dalam perairan pancing tersebut ke atas melewati gerombolan cumi-cumi yang berada di sekitar pancing akan terkait
4. Daerah penangkapan
Penyebaran cumi-cumi hampir di seluruh laut di dunia ini , mulai dari pantai sampai laut lepas dan mulai permukaan sampai kedalaman beberapa ribu meter (hamabe, M et al. 1982).pendapat ini di dukung oleh Hickman,p (1973) bahwa cumi-cumi yang aktif banyak di temukan di laut terbuka(the open sea).Spesies loligo spp. Termasuk cumi-cumi neritic (neritic squids). Yaitu hidup di daerah parairan di atas continental shelf.Cumi-cumi neritic mempunyai ciri-ciri yaitu melakukan pergerakan di urnal. Selain itu cumi-cumi juga melakukan migrasi musiman untuk mencari makanan dan bertelur.
5. Alat Bantu Pengkapan
Penggunaan lampu mutlak digunakan untukmenagkap cumi-cumi dengan alat tangkap pancing cumi-cumi ( jigger). Karena cumi-cumi merupakan jenis binatang air yang tertarik pada cahaya (phototaksis positif). Lampu yang digunakan dalam penagkapan cumi-cumi dengan alat tangkap jigger adalah lampu pijar, lampu karbit dan petromaks atau stromking.
6. Tehnik operasi.
Prinsip penangkapan dengan alat tangkap pancing (line fishing) adalah dengan menawarkan umpan yang terpasang pada mata pancing dan jika di makan oleh ikan atau hewan air lainnya yang tertarik. Maka mata pancing akan juga termakan. Selanjutnya dengan tali pancing, ikan atu hewan air tersebut akan di angkat dari mata pancing.
Dalam penangkapannya, biasanya pancing cumi-cumi tersebut cukup di ulur demikian saja melalui gelok atu kerekyang berada pada bingkai anyama kawat bagian luar ke dalam parairan yang adagerombolan cumi-cuminya menjulur sampai beberapa puluh pancing.kemudian pancing di gulung kembali ke dalam gelok atau rol penggulung pancing. Didalam perairan pancing tersebut bergerak keataas mealewati gerombolan ciumi-cumi yang berada di sekitar pancing terkait. Cumi-cumi yang sudah terkait pancing akan terangkat keatas dan terus di tarik melewati blok atau kerek di pinggir luar bingkai kawat anyaman kemudian barada da anyaman kawat dan biasanya langsung terjatuh keatas anyaman kawat tersebut dan selanjutnya terus merosot keatas kapal. Pergerakan pancing cumi-cumi waktu di gulung dengan gelok penggulung tidaklah rata, akan teteapi tersendat-sendat yang merupakan sentakan –sentakan kecil. Hal ini dapat terjadi Karena adanya bentuk sudut-sudut yang terjadi dalam pemasangan kayu penghubung pada gelok penggulung,dengan sentakan-sentakan kecil inilah cumi-cumi akan dapat tersangkut pada pancing.
7. Hal – Hal yang mempengaruhi Keberhasilan Penangkapan
  1. Intensitas Cahaya
Keberhasilan penamgkapan dengan alat tangkap jigger dipengaruhi oleh factor imtensitas cahaya dimana dengan penggunaan jumlah petromaks yang semakin banyak akan meningkatkan intensitas cahaya. Dengan besarnya intensitas cahaya tersebut akan mampu menambah radius daerah phototaksis, sehingga kemampuan mengumpulkan cumi-cumi semakin bertambah. Selain itu warna mata pancing juga memerlukan intersitas cahaya yang cukup, agar warana mata pancing nampak / terlihatoleh cumi-cumi. Karena tertangkapnya cumi-cumi disebabkan oleh metode optical bait, maka warna mata pancing harus memiliki sifat-sifat : Kenampakan yang jelas, kekontrasan, menyerupai mangsa dan terdapat gerakan – gerakan kecil. . gerakan –gerakan kecil padaalat tangkap jigger dihasilkan oleh penggulung (Reel) yang berbentuk elips, karena mampu menghasilkan “ jigging motion”, yaitu gerakan tersendat-sendat dari mata pancing yang diharapkan akan diasosiasikan sebagai mangsa cumi-cumi yang bergerak disuatu lapisan perairan
  1. Warna Mata Pancing
Menurut Judd, D. B. and G. Wyszecki (1975) menyatakan bahwa timbulnya persepsi terhadap warna dari suatu benda mengikuti aturan sebagai berikutt :
Radius energi yangbberasal dari sumber cahaya akan menyinari objek yang berwarna, setelah itu beberapa energitersebut akan dipantulkan ke arah mata, dimana besarnya energi yang dipantulkan tergantung dari sifat warna benda itu sendiri. Kemudian energi itu akan memasuki pupil dan sampai ke retina. Dimana beberapa energi akan diserap oleh pigment photosensitive dari sel batang dan sel kerucut. Selanjutnya akan disalurkan pada syaraf optik dan pada akhirnya impuls dari syaraf akan mengontrol aktifitas otot – otot dan kelenjar- kelenjar.
Perbedaan warna mata pancing mampu memberikan pengaruh yang berbeda pula pada hasil tangkap, karena semakin besar panjang gelombang dari suatu warna maka akan semakin besar chaya yang dipantulkannya. Dimana warna merah mempunyai panjang gelombang yang besar akan lebih dominan memantulkan cahaya dibandingkan warna hijau yang mempunyai panjang gelombang yang lebih kecil. Warna hijauhanya dapat memnatulkan cahaya dengan intensitas cahaya yang rendah.
Dari proses timbulnya persepsi terhadap suatu warna tersebut diatas, dapat disimpulkanbahwa factor yang terpenting adalah kemampuan memantulkan sinar dari warna benda yang disinari tersebut, disamping besarnya radian energi yang dihasilkan oleh sumber cahaya.
Baca selengkapnya »

Tips Menyambung Senar Pancing

Minggu, 27 Februari 2011
0 komentar


Model Simpul Menyambung Senar


Menyambung dua senar dengan simpul dilakukan apabila pada waktu memancing senar putus sehingga tidak mungkin akan mengganti senar. Kemungkinan juga bila senar yang ada pada spool hampir habis (biasanya memancing di laut) ketika umpan dibawa ikan. Untuk mengatasi hal ini maka dibuat simpul yang khusus untuk menyambung senar.

Contoh model menyambung senar ke senar :

A. Double Centauri Knot :


1. Senar ke-1 buat lingkaran, kemudian senar ke-2 masukkan ke dalam lingkaran tersebut

2. Senar ke-1 digulung sebanyak tiga kali, kemudian masukkan ujung senar ke dalam

lingkaransimpul

3. Untuk senar ke-2 lakukan langkah yang sama seperti no. 2 diatas

4. Tarik ujung masing-masing senar, tetapi jangan terlalu kencang

5. Dapatkan kedua simpul kemudian kencangkan masing-masing simpulnya.



B. Double Four Fold Blood Knot :


1. Silangkan senar ke-1 & ke-2

2. Lilitkan masing-masing senar sebanyak 8/9 kalisimpul2

3. Lalu masing-masing ujungnya dimasukkan ke sela/lubang

4. Tarik perlahan-lahan sampai senar menjadi rapat

5. Tarik Senar dengan kuat kemudian rapikan
Baca selengkapnya »

Beberapa Jenis Umpan

0 komentar

Resep Umpan Keju

UMPAN KEJU
Bahan-bahan:
Keju Parut secukupnya,
Telor 5 (bisa telor ayam / telor bebek) ,
santan kara yang ukuran kecil 1 sachet,
kroto 2 ons ,
Kinoy secukupnya,

Cara membuatnya :
Semua bahan diaduk rata lalu masukan dalam pelastik setelah itu di kukusss tunggu 15 menit. Dibolak balik hingga ke 2 sisi matang and setelah matang diamkan hingga dingin Lalu di olah / dijejek halus dah. Lalu dicampur dengan Essen Tenggiri sebanyak 5 - 6 tetes dan umpan siap di gunakan

Ramuan Umpan Madu

UMPAN MADU
Bahan-bahan :

telor bebek putihnya 2 btr aja
deho satu kaleng (dilembutkan), bisa diganti ikan cue salem atau yang lain
susu dencow 1 sachet
1 ons kroto (telurnya aja-diseduh dulu yang ngambang dibuang)
santan kara (1/2 sachet kecil/tergantung) bisa pake bisa engga
madu secukupnya (bisa pake bisa engga)
wisman (bisa pake bisa engga)
pengeras (kinoy, katulampa, ubi)

Cara membuatnya :
telur dikocok terus dimasukin tuh semua bahan, direbus +/- 15 menit dibolak-balik, udah deh kalo kurang pulen tambah pengeras (katulampa/kinoy) lagi, tapi jangan banyak2.

Resep Umpan Mancing Mujjur

Bahan-bahan :


  1. jagung manis 1 bonggol
  2. telur ayam 2 butir (semuanya, sayang2 kl dibuang)
  3. maizena 2 sdk mkn
  4. susu dancow fullcream 5 sdk mkn
  5. blueband 2 sdk mkn
  6. essen vanila secukupnya
  7. daun pandan 1 lembar
  8. tongkol pindang secukupnya


Cara membuatnya :
masukan semua bahan kedalam blender, kecuali tongkol dan daun pandan, setelah halus masukan kedalam plastik tahan panas, masukan daun pandan yg udah dibejek2, kukus lebih kurang 20 menit, setelah mateng angin2in dulu trus aduk sama tongkol yg sudah dihaluskan, jika kelembekan tambah pengeras bs katulampa, kinoy, dll.
tidak usah pake kroto kalau krotonya tidak bagus banget, malah ngerusak selera makan ikan, ini menurut saya loh....tp kl krotonya baru nyengget boleh juga tuch.
Baca selengkapnya »

BERBURU IKAN LEMPON DI BULAN RAMADHAN

Senin, 21 Februari 2011
0 komentar

Lemponku sayang....

Siang tanggal 3 September 2010 aku berkemas-kemas merapikan piranti mancing yang menjadi senjata andalanku. Senjata yang selalu aku bawa kemana-mana saat mengisi waktu luang menunggu waktu berbuka puasa. Satu set joran Austin 3,5 meter, rangkaian kail Daichi no 03, umpan pellet, lumut dan cacing sudah masuk semua ke dalam tas pancingku.
Tujuanku kali ini adalah sungai Serayu di wilayah kecamatan Singomerto, Banjarnegara. Sasaranku menuju sungai Serayu di sana, tidak lain karena ada kabar dari teman bahwa sekarang lagi musimnya Lempon (Neolissochilus hexagonolepis). Pada bulan September ini, menjelang berbuka puasa memang menjadi ajang perburuan ikan Lempon bagi penggemar mancing mania di daerah Wonosobo dan sekitarnya. Sebenarnya jenis ikan Lempon ini sudah mulai langka di sungai Serayu. Mengingat ikan Lempon banyak diburu untuk komoditi ikan hias sebagai ikan yang lumayan mahal. Dan sayangnya banyak juga penduduk sekitar sungai yang kurang menyadari potensi ini, mereka lebih menyukai menyantap ikan Lempon ini. Entah karena tidak tahu atau apa…? Padahal ikan Lempon ukuran 2 jari di pasaran berharga Rp.10.000. Apalagi jika dapat yang sebesar 1 kg keatas, bisa berharga 1 juta lebih…!!!
Tapi sayang, memancing Lempon tidak semudah yang di bayangkan.. Bisa jadi karena nafsu setiap pemancing memburu lempon, membuat ikan lempon semakin tersudut habitatnya. Jika beruntung bisa strike lempon pun, kesulitan lain masih menghadang.. Ikan lempon bukan termasuk ikan yang tahan ditransportasikan tanpa oksigen alias gampang mati. Dan rata-rata pemancing lokal sangat jarang yang membawa oksigen. Maka bisa di pastikan jika strike Lempon besar dan di bawa pulang dalam keadaan mati.


Siaaap... Aku datang... Aku lihat.... dan Aku Strike....!!!

Berdua dengan sobat macingku Risa Oi, kupacu Supra X-ku menuju lokasi. Jarak dari rumahku sampai Singomerto kira-kira hanya sejauh 20 km. Bisa kutempuh dalam waktu setengah jam saja. Jam 13.45 WIB aku tiba di tempat tujuan. Ternyata memang sungai Serayu sedang dalam kondisi ON FIRE dengan para pemancing. Di lokasi tidak kurang total ada 12 pemancing yang sudah pasang aksi…Ku ambil posisi di bawah jembatan, dan… setengah jam berlalu tanpa hasil.. Cuma ikan-ikan kecil seperti uceng, bokol dan tawes brek yang berebut umpan pelet. Dan hanya itu yang banyak kuperoleh. Dan… Tiba-tiba….!!! Yuuupss… satu ekor lempon seukuran 3 jari menyentak joranku dengan kuat… Alhamdulillah, tidak sia-sia ngabuburitku kali ini…

Bersiap menyambut ikan Lempon....

Satu jam berlalu dan satu lagi Lempon menyentak keras… aku yakin kali ini pasti ikan besar… Ternyata benar.. Kali ini Lempon seukuran lenganku menggelepar saat ku angkat… Keberhasilanku membuat pemancing-pemancing lain pada panas hati, mereka melirik sambil menggerutu… Aku hanya tersenyum saja melihat tingkah polah mereka… Biasalaah, orang datang belakangan dan langsung dapat keberuntungan pasti bikin yang sudah lama ngedomprok lumutan dipinggir sungai jadi panas hatinya.. He..he..he….
Menjelang maghrib tiba mancingku berakhir dengan hasil 2 ekor Lempon, 5 ekor Tawes Brek, 1 Bader dan Uceng plus Bokol tak terhitung jumlahnya.. Aku masukkan lemponku ini ke dalam plastik yang ku isi dengan oksigen. Aku memang sengaja ingin piara lempon ini di aquariumku. Tepat jam 17.15 WIB aku akhiri ngabuburitku dan aku pulang…
Berikut foto-foto kisah ngabuburitku di tepinya sungai Serayu…



Lempon pertamaku....

Bukan bermaksud pamer siiich...!!!


Ini yang bikin pemancing lain pada melirik sirik.... Heee...hee...hee

Partner mancingku.. Risa Oi... menanti lempon datang......


LEMPON ( Neolissochilus hexagonolepis )
Baca selengkapnya »

MEMANCING @ BRANTAS RIVER

Senin, 07 Februari 2011
0 komentar


mancing at brantas river
mancing at brantas river
Memancing, bagiku merupakan kegiatan yang aku lakuin jikalau waktu senggang… dan bener2 pingin refreshing… Biasanya mancing di laut…. tapi seaktu pulang kampung nggak bakalan nyangka kalau kakaku yang memang keluargaku suka mancing semunanya….
Dapat ikan banyak waktu mancing di sungai depan rumah… tepatnya sungai brantas yang hulunya dari waduk selorejo malang dan berhilir ada yang lewat porong dan ada yang ke surabaya yang dinmana percabanganya ada di Tjiwi Mojokerto….
mancing at brantas river
mancing at brantas river








Wah nggak nyangka ikanya banyak banget… pas itu aku pulang dari surabaya siang hari dan tiba disana pas maghrib…
Eh… ternyata kakak kakaku dari mancing bawa ikan banyak banget… ada ikan bader merah bader putih ikan nila.. banyak kan… tapi percuma aku juga nggak bakalan mau suruh makan ikan itu… karena emang dasarya aku orang nggak suka ikan air tawar… hehehhehehe…
Nah sekarang aku ingin juga mancing di brantas… tapi nunggu waktu libur panjang ah….. katanya mancing nya juga harus liat2 air kondisi air… ada ada ja ya… mancing aja harus liat air sungai dulu… bagus atau nggak untuk mancing….
Baca selengkapnya »

MEMANCING @ BRANTAS RIVER

0 komentar


mancing at brantas river
mancing at brantas river
Memancing, bagiku merupakan kegiatan yang aku lakuin jikalau waktu senggang… dan bener2 pingin refreshing… Biasanya mancing di laut…. tapi seaktu pulang kampung nggak bakalan nyangka kalau kakaku yang memang keluargaku suka mancing semunanya….
Dapat ikan banyak waktu mancing di sungai depan rumah… tepatnya sungai brantas yang hulunya dari waduk selorejo malang dan berhilir ada yang lewat porong dan ada yang ke surabaya yang dinmana percabanganya ada di Tjiwi Mojokerto….
mancing at brantas river
mancing at brantas river








Wah nggak nyangka ikanya banyak banget… pas itu aku pulang dari surabaya siang hari dan tiba disana pas maghrib…
Eh… ternyata kakak kakaku dari mancing bawa ikan banyak banget… ada ikan bader merah bader putih ikan nila.. banyak kan… tapi percuma aku juga nggak bakalan mau suruh makan ikan itu… karena emang dasarya aku orang nggak suka ikan air tawar… hehehhehehe…
Nah sekarang aku ingin juga mancing di brantas… tapi nunggu waktu libur panjang ah….. katanya mancing nya juga harus liat2 air kondisi air… ada ada ja ya… mancing aja harus liat air sungai dulu… bagus atau nggak untuk mancing….
Baca selengkapnya »

Mancing di sini perasaan tenang

0 komentar


DANAU Sunter yang terletak di Jl Danau Sunter, Kelurahan Sunter Agung, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara saat ini menjadi lokasi wisata yang nyaman bagi para hobi pemaxicing. Di lokasi ini memang terdapat sarana kolam mancing.
Panas terik matahari tidak membuat para pemancing beranjak dari Danau Sunter. Justru makin banyak orang duduk memegang alat pancing. Mereka duduk tersebar di keempat sisi danau.
Air danau tidak beriak, hanya bergerak lembut diterpa sepoi angin siang. Pohon-pohon yang tak begitu rapat berdirinya menjulurkan daun memberi keteduhan untuk para pemancing. Suasana tenang itu sudah tentu sangat diidamkan para pemancing.
Salah satunya adalah Budi (64) salah seorang karyawan swasta ini mengaku betah duduk seharian di pinggir areal pancing di pinggir Danau Sunter. Dia mengaku sudahtujuh tahun menikmati suasana di Danau Sunter.
Warga Kelurahan Manggarai ini mengaku dalam seminggu minimal dua kali ia datang ke sana. Kalau tidak diantar anaknya, ia naik bus kota untuk tiba di lokasi pemancingan. "Kalau sudah mancing, perasaan saya tenang, bahagia. Yah, namanya sudah tua perlu mancing. Mancing itu melatih kesabaran. Hidup kan tinggal sebentar lagi," ujarnya.
Budi mengaku suka memancing di area Danau Sunter yang tak dikenai biaya memancing.
Area ini dikenal dengan nama harian. Walaupun jarang memperoleh ikan di kawasan harian, ia tetap merasa puas bila kailnya sudah masuk danau. Area gratis ini berbeda dengan sebuah area khusus memancing ikan.
Mudah melihat tempat khusus memancing ikan di Danau Sunter. Setidaknya terdapat tiga bagian besar area memancing yangdipagari" bambu-bambu kuning. Area pertama untuk memancing ikan bawal. Dua area sisanya untuk memancing ikan mas. Ketiga area tersebut dikenal dengan nama (Jalatama.
Area pemancingan ikan mas paling seru untuk para penggemar memancing. Area tersebut terbagi dalam 26 lapak. Setiap lapak diisi satu pemancing. Jarak setiap pemancing hanya selengan. Di lokasi ini, kita bisa menikmati sejuknya udara danau serta rindangya pepohonan yang mengelilingi areal danau. Di lokasi ini juga bisa menikmati perahu bebek, memancing atau sekadar memandang danau di bawah rindangnya pohon beringin.
Danau hijau , di Jakarta Utara yang terkenal gersang itu mayoritas dipenuhi pengunjung bersama keluarga. Danau dengan air hijaunya ini terlihat berwarna bak pelangi karena diarungi bermacam warna perahu bebek.
Sayang, di danau tersebut sedang tidak ada kegiatan ski air,sehingga tidak bisa memeriahkan suasana Minggu cerah ini. Hampir setiap akhir pekan danau buatan ini selalu dipadati pengunjung yang sengaja datang untuk menikmati keindahan danau.
Jika musim liburan, danau seluas 1,5 hektar ini selalu dipadati pengunjung. Dan setiap musim liburan pula, pengelola bebek air selalu ketiban rezeki lumayan besar. Dalam sehari dirinya mendapatkan sekitar Rpl,2 juta dari tiket naik perahu.
Jumlah tersebut tak dapat dicapai pada hari biasa yang hanya mencapai tiga lembar uang RplOO ribu. Tak hanya itu, penghasilan dari kafe yang dikelolanya juga ikut menambah pundi-pundinya. "Yah.lumayanlah untuk tabungan nanti," katanya Sidiq,33 pengelola bebek air dan cafe sambil tersenyum.
Sementara menurut keterangan Nurohman salah seorang pengunjung mengaku betah untuk menghabiskan waktu di danau ini. (wandi/nk)
Baca selengkapnya »

Bersabar dengan Memancing

0 komentar



Walaupun cuaca panas, tidak menjadi masalah bagi Wiyanto untuk tetap nongkrong di tepi empang yang berada di kawasan Rawasari, Jakarta Timur. Sejak pagi hingga menjelang sore, lelaki berusia 39 tahun ini sibuk melempar dan mengganti umpan pancingannya. Hari itu, lima ekor ikan bawal dan tujuh ekor mujair didapatnya.
Memancing adalah hobi barunya setahun yang lalu. Awalnya, dia tidak tertarik dan memancing dianggap kegiatan membosankan. Apalagi hobi ini hanya sekadar menunggui ikan yang memakan umpannya. Tapi lama-lama ia jadi gandrung. Di akhir pekan seusai bekerja di instansi pemerintah, Wiyanto memilih menghabiskan waktunya dengan memancing.
“Enaknya, pas ikan mulai menyentuh umpan. Apalagi terasa banget pancing yang kita pegang. Pas disentak, dan ternyata kena, lebih terasa lagi nyamannya memancing,” ujarnya.
Yang paling penting dari prinsip memancing, menurut dia, melatih kesabaran pribadi. Pada saat ikan tidak menyentuh umpan, maka di situlah kita harus berpikir penyebabnya. Mungkin saja, dari sajian umpan yang tidak disukai ikan atau disebabkan hal lainnya.
Dia memilih memancing sebagai hobi akhir pekannya, karena lebih terasa santai. Tidak selalu sendiri, kadang membawa anaknya untuk menikmati suasana di pemancingan. Tempat yang dipilihnya harus tempat yang sejuk dan tidak bising dengan keramaian lalulintas.
Suasana pemancingan itu memang terasa tidak panas. Dikelilingi pohon pisang dan tempat nongkrong mancingnya dibuatkan rumah-rumahan. Di tempat itu pun ada warung kecil yang menyajikan penganan gorengan dan kopi. Ada empat tempat yang disediakan, yakni dua kolam ikam ikan mas dan dua lagi khusus bawal.
Setiap hari Minggu selalu diadakan lomba. Peserta hanya dikenakan tarif Rp35 ribu per pancing. Jika memperoleh ikan mas berwarna merah, maka peserta mendapatkan uang Rp10 ribu dan ikan menjadi milik pemancingnya. Lomba ini hanya khusus untuk kolam ikan mas. Untuk memancing di kolam ikan bawal dikenakan tarif Rp20 ribu per pancing.
Keberadaan tempat-tempat pemancingan kini semakin marak. Di Jakarta saja, tempat-tempat pemancingan sudah menjadi ajang bisnis. Seperti di empang yang ada di kawasan Rawasari, di danau Sunter, bahkan danau kampus Universitas Indonesia pun, menjadi tempat memancing cum rekreasi.
Tidak perlu mengeluarkan uang banyak untuk membeli alat-alatnya. Apalagi, alat pancing yang dimiliki tidak harus berganti setiap saat. Yang perlu dipikirkan adalah sajian umpan agar ikan tergoda untuk memakannya. Umpan ini ada yang dibeli di toko-toko dan ada juga yang membuat sendiri.
Bagi yang maniak memancing, membeli alat pancing yang harganya mahal mungkin saja dilakukan. Dari yang harganya puluhan ribu sampai ratusan ribu rupiah. Faktor harga tidak menyurutkan niat pemilik kantong kempes untuk memancing. Sudah ada alat pancing sederhana yang harganya hanya Rp10 ribu. Jika tak ada uang juga, batang pohon bambu pun bisa digunakan. Tinggal membeli mata kail atau pelampung dan aksesoris lainnya.
Soal umpan, harus disesuaikan dengan jenis ikan yang akan dipancing. Di empang kawasan Rawasari misalnya, untuk memancing ikan bawal, pemancing hanya cukup mencari cacing yang mudah ditemukan di kawasan itu. Sedangkan untuk ikan mas, menggunakan pelet dengan campuran berbeda-beda, mulai terasi sampai telur semut.
Tidak hanya umpan yang harus dikuasai oleh pemancing, jenis mata kail juga ikut menjadi penentu. Ada banyak jenis mata kail. Setiap mata kail jelas berbeda peruntukan jenis ikannya.
“Setiap pemancing punya campuran umpan dan keahlian memasang alat pancingnya sendiri-sendiri. Jika tidak paham, nggak mungkin ikan mau makan,” ujar Asmara, pemancing yang ditemui di Danau Sunter, Jakarta Utara.
Dia tidak pernah memaksakan diri untuk membeli umpan yang dijual di toko-toko pancing. Menurutnya, lebih enak membuat sendiri. Selain tidak mengeluarkan uang banyak, dia juga bisa tahu selera umpan ikan. Karena, setiap lokasi pemancingan berbeda-beda selera makannya.
“Tempat pemancingan di Cibubur dengan di Danau Sunter jelas masing-masing beda umpan ikannya. Begitu juga tempat lainnya. Kalau hobi ini hanya sekadar iseng, sudah pasti bisa jenuh dan cuma menghabiskan waktu,” ujarnya.
Dia kerap memilih tempat mancing yang suasana enak dan tidak terbawa nafsu untuk harus dapat ikan Menurutnya, kenikmatan memancing adalah tarikan ikan yang memakan umpan. “Kita tunggu dengan sabar. Kalau tidak sabar, mana ada yang bisa tahan dengan hobi ini,” tuturnya.
“Lebih seru lagi, pas ada ikan yang makan umpan. Kita harus gentak agar tidak lepas dan mata kail tetap masuk di mulutnya. Biasanya, pakai teriak segala karena senang. Nah, itu yang menjadi keistimewaan dari memancing,” ujarnya.
Jika ingin memancing lebih berkesan lagi, cobalah mencari suasana baru di laut. Memancing di laut sudah pasti punya kenikmatan sendiri yang berbeda dari pemancingan di empang atau danau. Untuk itu banyak uang yang harus dipersiapkan karena selain memiliki pancingan yang kuat dan kelengkapan lainnya, Anda juga harus menyiapkan dana untuk menyewa kapal nelayan.
Memancing di laut memberi kemungkinan besar beroleh hasil pancingan yang lebih banyak. Bayangkan saja, hanya dalam hitungan detik pancingan langsung dilahap. Sekali tarik pancingan, bisa lima bahkan lebih banyak ikan yang kena. Tak ayal, inilah hobi nyaman di kala penat.
Baca selengkapnya »

MEMANCING HIU

0 komentar


DI ATLANTIK SELATAN
Melewati Pulau Robben,seketika itu embusan angindari Kutub Selatan menambah krukapal Phoenicia menggigil.
Tari piring, panen, dan jaipong memeriahkan malam perayaan keberhasilan ekspedisi Phoenicia of Southampton mencapai Cape Town, Afrika Selatan, Maret 2010. Tiga tarian yang merupakan sumbangan Konsulat Jenderal Indonesia di Cape Town itu memukau ratusan undangan pada acara gala dinner di aula Royal Yacht Club.
Philip Beale, kapten kapal asal Inggris, yang malam itu mengenakan batik khas Indonesia, menyampaikan presentasi tentang ekspedisi ini. "Ini ekspedisi lanjutan dari ekspedisi kapal Borobudur enam tahun lalu," ujar Philip. Ia juga sempat menegaskan bahwa kapal Borobudur adalah kapal Indonesia, bukan kapal India seperti yang pernah dilontarkan oleh seorang profesor dari India.
Ekspedisi berskala internasional ini mengelilingi Benua Afrika, mengikuti rute yang pernah ditempuh kapal Phoenicia asli pada 600 tahun sebelum Masehi. Selama dua tahun lebih pelayaran, diawali dari Suriah, 15 Agustus 2008, kapal kayu buatan tangan Abou Hamoud dari Suriah ini telah menyinggahi pelabuhan Said (Mesir), Bur Sudan (Sudan), Aden (Yaman), Salalah (Oman), Beira (Mozambik), Pulau Mayotte, Richards Bay (Afrika Selatan), dan Cape Town.
Sebagian kru sempat berganti-ganti, kecuali Philip Beale, mantan personel replika kapal Borobudur, dan tiga orang dari Indonesia Julhan J. Nasir dan Sudirman Sahadan, dua pelaut tradisional asal Pulau Pangerung-an, Madura, Jawa Timur, serta saya, Abdul Aziz, dari Jakarta.
Dua hari setelah acara itu, Phoenicia meninggalkan kolam waterfront, Cape Town. Si-ang pukul 12,20 Maret 2010, kapal yang kini diawaki 11 kru melanjutkan kembali petualangan menuju Pulau Saint Helena di Samudra Atlantik Selatan, dan terakhir kembali ke kandang asalnya di laut Mediterania sejauh 6.000 NM (nautical mile/1 NM = 1,66 kilometer).
Suhu Cape Town waktu itu menyentuh angka 19 derajat Celsius. Ketika kapal melewati Pulau Robben, seketika itu embusan angin dari Kutub Selatan menambah kru kapal Phoenicia menggigil menahan dingin walaupun sudah terbungkus jaket kutub.
"Kenakan sarung tangan dan kaus kaki-mu, Julhan, agar mengurangi rasa dingin," kata Daniel Halstrom, kini asal Amerika.
Alam Afrika Selatan memang unik. Se-lairsuhu yang bisa jatuh ke 10 derajat Celsius, walaupun saat itu musim panas, terkadang turun hujan disertai angin yang membuat udara terasa menusuk tulang.
Tak hanya itu. Kami juga mengalami sebuah anomali magnetik atau dikenal dengan iktilaf kompas, yaitu perbedaan sudut kompas bumi dengan sudut kompas magnetik. Di Afrika Selatan perbedaannya 20-30 derajat. Kalau haluan kapal di peta seharusnya 304 derajat, di kompas kita harus menambahkan 20-30 derajat. Ini karena kandungan mineral metal di perut bumi Afrika Selatan tinggi.
Di luar kesibukan rutin sebagai kru, kami mengisi waktu dengan memancing. Pada hari pertama hingga keempat, kami selalu mendapatkan hiu.
"Kita seperti dikejar-kejar hiu," ujar Peter Hickmen, kru asal Afrika Selatan.
Nasib hiu yang terpancing ditentukan oleh tiap-tiap pemancing. Jika yang mendapatkan hiu adalah Alice Palmer atau Daniel Halstrom, nasib ikah itu berujung di panci bersama bawang bombay dan paprika. Kalau Peter atau aku yang dapat, hiu-hiu seberat 20 kilogram dan dengan panjang 1 meter itu akan kami lepas kembali.
"Wah, kalau di Indonesia, siripnya bisadiambil, harganya Rp 200 ribu,"kata Sudirman.
Hiu-hiu itu mulai tidak menampakkan siripnya ketika kami mencapai 700 NM dari Cape Town.
Angin westerlies dan arus Benguela terus mendorong kapal bertonase 50 ton ini, sehingga setiap 24 jam kami bisa menempuh 110-130 NM. Menginjak hari kedelapan, layar menggembung dengan sempurna. "Kita bisa mencapai Pulau Saint Helena dalam waktu 17 hari," kata Philip optimistis.
Kondisi angin baik. Tapi, sayang, salah satu kru.Venessa Hikcmen, sedikit murung. Ibu tiga anak dan nenek satu cucu itu mabuk laut berkepanjangan. Peter, suaminya, berusaha mengurangi penderitaan Venessa dengan menggantikan tugas memegang kemudi. Vennesa beralih tugas masak sehari penuh bersama Daniel.
Yuri Senada, pembuat film asal Brasil, menyarankan Vennesa untuk lebih banyak beraktivitas di atas dek sehingga udara segar akan memperbaiki kondisi tubuhnya. Yuri pernah hidup di kapal pesiar bersama istrinya selama 12 tahun. Kondisi Atlantik Selatan yang selalu pada skala 3-4, saat banyak pecahan ombak menggulung panjang, membuat Venessa makin menderita. Tablet antimabuk menjadi santapannya.
"Kamu saja yang berlayar hingga Suriah. Aku mungkin akan pulang sesampai di Saint Helena," kata Venessa.
"Kondisimu akan membaik setelah kita sampai di Saint Helena. Mungkin lusa kita sudah berlabuh di sana," hibur Peter saat kapal berjarak 260 NM dari pulau milik Britania Raya itu.
Dalam dua hari berikutnya, kami selalu mendapat angin dengan berkecepatan 20-25 knot sehingga laju kapal mencapai 5 knot. Pada pukul 12.30, 6 April 2010, Clement Clinton pertama kah melihat Pulau Saint Helena dari jarak 30 NM.
"Pulau itu berkabut," kata pemuda asal Kota Elizabeth, Afrika Selatan, itu. "Ini mengingatkan aku akan Inggris, yang selalu berkabut."
Baca selengkapnya »
 

Search

IKLAN

CLOCK

MY GLOBE

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

PLEASE TRANSLATE HERE

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : AFC

VISITOR

VISITOR FLAG

free counters

Total Tayangan Halaman

© 2010 AFRI COLLECTION Blog Pemancing Design by Dzignine
In Collaboration with Edde SandsPingLebanese Girls