Frontosa

Selasa, 28 Juni 2011
0 komentar


Frontosa adalah ikan yang memiliki keindahan warna biru metalik dan kepala nonong. Ikan ini memiliki nama latin cyphotilapia frontosa. Cypho berasal dari bahasa yunani yang berarti nonong. Tilapia berarti ikan dan berasal dari bahasa penduduk yang berada di sekitar danau Ngami di Afrika. Sedangkan frontosa berasal dari bahasa latin yang berarti “memiliki bagian depan kepala yang besar”.
Jenis-jenis Frontosa
Frontosa terdiri dari beberapa jenis, diantaranya:
  • Frontosa yang memiliki enam strip itu biasanya yang banyak di jual pasaran. Jenis ini berasal dari daerah Burundi. Lima strip terdapat di bagian badan dan satu strip di bagian kepala.
  • Jenis yang memiliki tujuh strip berasal dari Kigoma. Enam strip berada di badan dan satu melintasi bola mata. Jenis ini memiliki warna yang agak kekuningan di bagian “punggung” (bagian atas dekat sirip atas).
  • Sedangkan yang berasal dari Zambia memiliki enam strip dan satu strip yang lebar sekitar “hidung”.
  • Jenis berikutnya berasal dari Mpimbwe di Zaire. Yang ini memiliki enam strip.
  • Jenis yang terakhir ditemukan di sekitar Kilipi di Tanzania. Jenis ini di kabarkan sebagai persilangan antara yang berasal dari Kigoma dan Zambia.
Habitat asli frontosa adalah di danau Tanganyika di bagian timur Africa. Frontosa hidup di kedalaman 10-70 m. Mereka hidup berkelompok.
Ikan ini bisa hidup di air di atas pH normal(7.8-9.5) dengan suhu sekitar 24 derajat celcius. Dalam hal makanan mereka tidak banyak memilih. Mereka bisa dikasih pelet, udang, ulat, dan jenis-jenis makhluk hidup air lainnya. Frontosa bukanlah ikan yang mengejar mangsanya dengan agresif seperti lou han. Ikan ini sangatlah pelan dalam bertindak. Mereka aktif pada saat-saat yang agak gelap (pada saat sinar tidak begitu terang).
Frontosa jantan bisa bertumbuh mencapai 30-35 cm sedangkan betina berukuran lebih kecil. Baik jantan maupun betina memiliki nonong yang akan bertumbuh makin besar semakin dewasa. Jantan memiliki nonong yang lebih besar dari betina.
Di dalam aquarium ikan ini sebaiknya di tempatkan di dalam grup yang terdiri dari satu jantan dan dua atau lebih betina. Aquarium seharusnya di kasih banyak batu yang membentuk seperti goa. Tempat ini dibutuhkan oleh si jantan untuk menghindar tetapi betina biasanya tidak butuh tempat persembunyian semacam ini. Batu-batu harus dalam posisi yang kuat karena ikan ini cukup bertenaga. Didalam aquarium 750 liter, kita bisa menempatkan 10 atau lebih frontosa.
Ikan ini tidak terlalu susah untuk di pelihara tetapi kesabaran sangat di butuhkan disini karena ikan ini cukup lama besarnya. Frontosa yang berukuran satu inci akan memakan waktu tiga sampe empat tahun untuk siap bertelur. Ikan ini menyimpan telur yang di buahi didalam mulut.
Tidak seperti jenis cichlid lainya, ikan ini tidak akan berantem atau menggetarkan badan serta tidak ada perubahan warna dan pengejaran pada saat kawin. Ketika si betina siap untuk bertelur, dia akan memberi tanda kepada si jantan dan kemudian si jantan akan mencari tempat untuk bertelur. Tempat ini biasanya merupaka lubang pada pasir. Setelah menemukan tempat yang cocok, si jantan akan mengeluarkan sperma dan si betina akan mengeluarkan telur-telur. Kadang-kadang si betina meninggalkan tempat bertelur untuk menandakan perlu tambahan sperma dari si jantan. Mereka akan ganti-gantian mengeluarkan telur dan sperma di tempat bertelur.
Pada saat si betina mengangkat telur-telur masuk ke dalam mulut, si jantan akan berpatrol di sekitar daerah tersebut dan akan menyerang makhluk air tawar di sekitar daerah tersebut yang mencoba mendekati. Setelah si betina mengangkut semua telur ke dalam mulut, dia akan mencari tempat perlindungan dan meninggalkan grup (frontosa biasanya hidup pergrup). Telur akan “menetas” setelah 3-4 hari dan anak-anak akan tetep berada di dalam mulut hingga 4-4.5 minggu. Mereka di lepaskan setelah mencapai ukuran 10-15 mm. Awal-awal, mereka pada umumnya tumbuh dengan cepat apabila di beri makan dan air di ganti secara teratur.
(Berbagai Sumber)
Baca selengkapnya »

Ikan Renyah Kacang Polong

0 komentar


Irisan daging ikan yang tipis dan digoreng garing ini sangat enak disantap dengan nasi hangat. Taburan kelapa parut, tepung panir dan kacang polong memberi aksen rasa gurih yang makin enak. Santap selagi hangat mengepul!
Bahan:
  • 300 g fillet ikan tenggiri/kakap
  • 1 siung bawang putih, parut
  • 1/2 sdt merica bubuk
  • 1 putih telur ayam, kocok hingga berbuih
Lapisan, aduk rata:
  • 100 g tepung beras
  • 1 sdt garam
  • 1 sdt merica bubuk
Taburan:
  • 2 sdm minyak sayur
  • 1 siung bawang putih, cincang halus
  • 2 sdm kelapa parut, sangria
  • 1 sdm tepung panir
  • 50 g kacang polong beku
  • 1/2 sdt merica bubuk
  • 1/2 sdt cabai merah bubuk
  • 1 sdt garam
Cara membuat:
  1. Lumuri ikan dengan bawang putih dan merica hingga rata.
  2. Celupkan ikan dalam putih telur lalu gulingkan dalam bahan lapisan hingga rata.
  3. Goreng dalam minyak panas dan banyak hingga kering. Angkat, tiriskan.
  4. Taburan : Tumis bawang putih hingga kuning.
  5. Masukkan kelapa parut dan tepung panir, aduk hingga rata.
  6. Tambahkan bahan lainnya, aduk hingga rata. Angkat.
  7. Taruh ikan goreng di piring saji. Beri bahan Taburan.
  8. Sajikan hangat.
Untuk 4 orang. (detikFood)
Baca selengkapnya »

Teknik Mancing Hampala

0 komentar


 
Ikan Hampala (Hampala Macrolepidota) terkenal memiliki tenaga luar biasa. Saat terpancing akan terus berlari bagaikan terpedo. Itukah nikmatnya mancing hampala. Berikut ini kami uraikan rahasia mancing ikan yang termasuk dalam family Cyprinidate alias suku karper-karperan ini. Siapa tahu trik ini bermanfaat bagi anda.
1. Kenali Lubuknya
Ikan hampala suka tinggal di sungai yang beraliran deras dengan tepian dangkal dan berpasir. Di lokasi itu, biasanya banyak ikan-ikan kecil sebagai makanannya dan juga banyak makanan yang hanyut. Selain sungai ikan hampala juga berada di dam atau waduk. Ciri lokasi yang di gemari adalah daerah berpasir atau berbatu kerikil.

2. Menyiapakan Alat Pancing
Joran, Pilih panjang joran antara 1,5 m – 2,5 m, ringan dan berujung lentur. Joran dan ril yang ringan dan lentur membuat kita mudah utuk casting.
Ril sebaiknya kelasnya sama dengan joran, dengan batalan roda 3 atau lebih. Pilihlah yang berjenis ringan supaya tidak terlalu memlemahkan.
Ada banyak merk kenur, pilihan yang kuat dengan ukuran sesuai dengan kelas joran atau ril. Bisanya yang d pakai adalah kelas 4 lbs, jangan memakai kenur telalau kecil karena resiko putusnya besar. Kenur terlalu besar juga kurang bagus karena jarak lempar menjadi pendek.
Untuk umpan, pakailah plug yaitu umpan buatan yang menyerupai ikan kecil. Pilih ukuran plug dari sebesar jari manis orang dewasa hingga seukuran jempol. Selain plug juga bisa dipancing menggunakan popper kecil.
Perlengkapan tambahan seperti rompi bersaku banyak yang di gunakan untuk tempat berbagai piranti mancing seperti kili-kili, pisau, gunting, tang, cadangan kail, sampai dengan korek dan rokok.
3. Saat Yang Tepat
Setelah semua mengenal lokasi dan persiapan piranti sudah oke, maka baruklah kita berburu ikan hampala dengan musim dan yaktu yang tepat. Musim kemarau merupakan musim yang tepat untuk memburu hampala. Salain pinggir sungai tidak becek, air sungai/ waduh jernih sehingnga kita bisa melihat langsung ikan itu ada atau tidak di pinggir sungai. Faktor lain yaitu pada musim kemarau adalah masa hampala memijah. Ikan induk hampala akan menepi untuk bertelur di daerah dangkal dan berpasir. Nah, mancing di saat itulah sangat menjanjikan.
4. Mainkan Plug Anda
Setelah mengenal saat yang tepat, sekarang giliran mengail hampala dengan menggunakan plug. Pertama amatilah lubuk hampala secara cermat. Jika anda sudah mengetahui cobalah mendekati dengan berjalan kaki tanpa menimbulkan suara.
Lemparkan plug anda diantara barisan hampala. Tarik plug anda. Berenangnya plug di air membuat hampala gusar dan ingin mengusirnya dengan menyambar plug tersebut. Setelah mulutnya tersangkut kail, usahakan agar ikan tidak lepas saat bertarung. Jika sampai lepas ikan hampala di daerah itu tidak mau lagi makan umpan plug anda.
Jika anda mancing tidak sendirian, ajak teman anda juga melemparkan plug di belakang umpan anda yang termakan tadi, karena hampala lain juga akan menyambar plug tersebut.
(Berbagai Sumber)
Baca selengkapnya »

Pemancingan Mangrove

0 komentar


Mangrove berasal dari bahasa Portugis, yang kalau diartikan secara umum adalah tanaman yang hidup ditepi pantai/ rawa–rawa yang berhubungan langsung dengan tepi pantai atau yang lebih dikenal dengan Hutan Mangrove.
Pemancingan Mangrove, dibuka sejak Tanggal 8 Mei 2004, Lokasi terletak di Tepi Pantai Tanjung Burung Kecamatan Teluknaga Kab. Tangerang Propinsi Banten. Luas lahan + 20 Hektar. Ikan yang dapat dipancing : Bandeng, Ikan Mujair dan Kakap Alam (Kakap Putih). Fasilitas : Kantin, Saung–saung yang dapat menampung lebih dari 200 orang, Kolam Pancing dengan ukuran masing : 30 x 200 M, 30 X 120 M, 30 x 80 M dan 80 x 200 M dengan kedalam mencapai 5 M, Area Parkir dapat menampung + 50 Kendaraan Roda Empat, Live Music (Organ Tunggal).
Fasilitas
Pemancingan Mangrove berada diluas lahan + 20 Hektar, yang tersebar dalam 4 Kolam besar dan berbatasan langsung dengan Laut Jawa. Ikan yang ada di pemancingan mangrove dan dapat dipancing adalah Bandeng, Ikan Mujair dan Kakap Alam (Kakap Putih). Fasilitas yang ada di pemancingan mangrove berupa:
  • Mushola
  • Saung–saung yang dapat menampung lebih dari 200 orang
  • Kolam Pancing dengan ukuran masing : 30 x 200 M, 30 X 120 M, 30 x 80 M dan 80 x 200 M dengan kedalam mencapai 5 M
  • Area Parkir dapat menampung + 50 Kendaraan Roda Empat dan 200 Motor
  • Live Music (Organ Tunggal)
  • Kantin
Jenis Ikan
Ikan yang ada di pemancingan mangrove dan dapat dipancing adalah Bandeng, Ikan Mujair dan Kakap Alam (Kakap Putih)

Kolam
Dengan luas 20 Hektare, Pemancingan Mangrove menyediakan 4 kolam pemancingan besar dengan ukuran masing : 30 x 200 M, 30 X 120 M, 30 x 80 M dan 80 x 200 M dengan kedalam mencapai 5 M, yang akan menambah sensasi mancing anda semakin mengasyikan dan menyenangkan. Kami juga menyediakan 170 buah lapak yang siap digunakan oleh para tamu.
Saung Terapung
Dipemancingan MANGROVE, kami menyediakan beberapa saung yang dapat dinimati dan digunakan oleh para tamu. Saung tersebut dapat dipergunakan untuk menunggu tamu yang memancing, atau untuk bersantap siang bersama dengan menu-menu pilihan khas dari dapur kantin kami. Selain itupula, kami menyediakan 470 buah lapak yang siap digunakan para tamu yang ingin memancing.
Kantin
Untuk menemani anda memancing atau ingin mencoba sensasi lain dengan bersantap makan bersama seluruh anggota keluarga atau kerabat kerja, kantin kami menyediakan aneka hidangan laut dan sayuran yang fresh, saat anda memesan baru dimasak serta aneka minuman. Susana alam khas pantai dengan semilir angin sepoi-sepoi akan menambah gairah makan anda. Beberapa menu yang disajikan diantaranya: ikan bandeng bakar, udang goreng tepung, cumi goreng tepung, cumi saus tiram, udang asam manis, ikan mujair goreng, chah kangkung, dan nasi goreng udang.
Hiburan
Untuk menemani tamu kami, kami menyediakan hiburan berupa organ tunggal. Bila anda gemar berkaraoke, tidak ada salahnya mencoba kemampuan menyanyi anda di panggung hiburan kami di pemancingan Mangrove. Perbendaharaan lagu kami sangat lengkap, mulai lagu slow, dangdut, pop, nostalgia dan lagu masa kini semua dapat anda pesan pada penyanyi kami.
Parkir
Fasilitas parkir yang tersedia sangat luas, yang dapat menampung 200 motor dan  50 mobil. Fasilitas ini kami sediakan agar para pemacing dapat leluasa membawa kendaraan. Selain itu kami juga menjamin keamanan kendaraan bermotor pengunjung.
Pemancingan Mangrove
Pantai Tanjung Burung – Teluknaga
Tangerang, Banten
Indonesia
email: info@pemancingan-mangrove.com
Telp. 0888 864 9620, 021-95555290
Hp. 0813 863 51121
http://www.pemancingan-mangrove.com
Baca selengkapnya »

LELEUPI

0 komentar


Neolamprologus leleupi atau lebih akrab disebut leleupi merupakan ikan cichlid kerdil (dwarf cichlid ) yang berasal dari danau Tangayika, Afrika.
Ikan leleupi mempunyai warna kuning di sekujur tubuhnya, sehingga ikan ini populer dengan sebutan lemon cichlid . Leuleupi dapat tumbuh sampai sekitar 10 cm saja untuk ikan jantan, sedangkan ikan betina biasanya kurang dari ukuran tersebut.
Neolamprologus leuleupi
Dekorasi akuarium leuleupi dengan bebatuan dan gua-gua. Danau Tangayika memiliki air yang berPH tinggi, sekitar 7.8 sampai 9.0 dan memiliki suhu sekitar 25°C – 30°C.
Kondisi tersebut harus dipenuhi bila hendak memelihara ikan Leulupi dalam akuarium. Akan tetapi, ikan-ikan yang beredar dipasaran merupakan turunan yang ke-sekian dari ikan tangkapan alam, sehingga sudah beradaptasi dengan kondisi air yang berada di peternakan.
Oleh karena itu seringkali tidak diperlukan kondisi air yang se-ekstrem tadi.
Kondisi air dengan PH 7 sudah cukup memadai untuk memelihara ikan ini dengan sehat.
Kendala yang sering terjadi bila memelihara ikan dengan kondisi air yang tidak memenuhi persyaratan adalah seringkali ikan tersebut terserang fish-tuberculosis, ikan menjadi kurus, warna memucat dan pertumbuhan berhenti. Bila sudah terserang, biasanya mereka hanya tinggal menunggu waktu saja, demikian pula bila hendak memelihara ikan yang membutuhkan kondisi pH rendah tetapi disimpan dalam air yang berPH tinggi.

Pemeliharaan
Pemeliharaan Leuleupi dalam akuarium sebenarnya cukup mudah. Seperti dikemukakan sebelumnya, bahwa kondisi air bagi ikan-ikan yang telah dibudiyakan tidak lagi kritikal, akan tetapi memang lebih baik bila disediakan air dengan pH tinggi. Cara termudah untuk mendapatkan pH tinggi ialah dengan memakai karang laut, pecahan koral, atau pasir laut. Substrat sebaiknya menggunakan pasir dengan warna terang sehingga warna ikan akan lebih cemerlang.
Setup akuarium yang direkomendasikan untuk ikan-ikan dari perairan Tangayika adalah berupa perairan terbuka dengan tumpukan batu-batu didasar. Bila akuarium memakai pasir yang bewarna cerah, warna kuning ikan tersebut akan lebih nampak. Akan tetapi bila pasir yang digunakan berwarna gelap, maka ikan ini akan tampak lebih รข€˜gelap’. Leuleupi tidak rewel dalam hal makanan, dari makanan buatan sampai cacing es akan diterimanya dengan senang hati. Meskipun demikian perlu diketahui bahwa di alam mereka hanya memakan pakan hidup saja.

Breeding
Leuleupi termasuk sulit dibedakan antara jantan dan betinanya. Satu-satunya penciri adalah ikan jantan akan tumbuh lebih besar dibandingkan ikan betina. Beberapa indikasi lain yang mungkin bisa dilihat adalah ikan jantan bisa memiliki kepala lebih tebal dan lebih besar dibandingkan ikan betina, dan sering menunjukkan adanya gejala jenong (cranial bump). Selain itu kadang bisa dilihat pada sirip perutnya, ikan jantan cenderung memliki sirip perut lebih panjang dibandingkan dengan betina.
Cara mudah untuk mendapatkan pasangan ikan ini adalah dengan memelihara mereka dalam jumlah relatif banyak bersama-sama sedari kecil. Leuleupi selanjutnya akan memilih pasangannya sendiri dan bertelur. Walaupun demikian, pasangan ini seringkali tidak bertahan lebih dari sebulan.
Leuleupi akan memilih sarang di gua-gua kecil pada celah-celah batuan yang ada.
Untuk itu dalam melakukan breeding, perlu disiapkan akuarium dengan bebatuan yang membentuk gua-gua atau celah, tempat mereka menyimpan telurnya kelak. Telur yang dihasilkan bisa mencapai jumlah 100 butir. Telur-telur tersebut akan menetas kurang lebih 4 hari kemudian. Seperti ikan cichlid lain pada umumnya, ikan leleupi akan mengasuh anak-anaknya dengan baik. Ikan jantan dan betina akan menjaga anak-anaknya secara bergantian. Ikan yang mengasuh anaknya biasanya akan berpasangan lebih lama. Bila anak-anaknya sudah berenang bebas, mereka bisa diberi makan makanan khusus, seperti artemia.
Ikan leleupi merupakan salah satu ikan yang menarik. Warnanya yang kuning cerah sangat indah dan ukurannya yang kecil membuatnya tidak memerlukan akuarium besar bila hendak memelihara ikan tersebut. Bila anda tertarik untuk memiliki akuarium komunitas ikan cichlid, ikan ini boleh dijadikan salah satu kandidatnya.
Tips Memelihara ikan lemon cichlid (Leleupi):
  1. Sediakan tempat bersembunyi seperti potongan pipa PVC (paralon), karena pada dasarnya ikan ini pemalu.
  2. Sediakan filter dan aerator, karena ikan ini membutuhkan kandungan oksigen terlarut dalam air dalam jumlah besar, bisa juga disiasati dengan menurunkan ketinggian air dan mengurangi jumlah ikan dalam media pemeliharaan(cara alternatif ini tidak saya sarankan).
  3. Jangan menaruh terlalu banyak lemon cichlid jantan dalam 1 media pemeliharaan, karena lemon cichlid jantan bersifat teritorial. Jika menaruh terlalu banyak lemon cichlid jantan dalam 1 media pemeliharaan, maka dapat dipastikan ada lemon cichlid jantan yang matanya buta, luka berdarah-darah, bahkan sampai berujung pada kematian ikan tersebut.
  4. Ikan lemon cichlid mempunyai ciri-ciri betinanya yang menyimpan telur di mulutnya. Pisahkan betina yang di dalam mulutnya ada telur atau anak lemon cichlid ke media pemeliharaan terpisah, karena betina baru akan mengeluarkan anak-anaknya setelah betina merasa tempatnya cukup aman. Ciri-ciri betina yang sedang menyimpan telur atau anak di mulutnya: ada tonjolan di bawah mulut betina, betina juga tidak akan mau membuka mulutnya, jika sudah lama betina menyimpan telurnya, maka akan tampak perbedaan yang mencolok, yaitu tubuhnya akan kurus sekali, karena selama menyimpan telur atau anak di mulutnya, betina akan puasa(tidak mau makan, karena takut telur atau anaknya tertelan).
Baca selengkapnya »

Memilih Joran Untuk Perlombaan

0 komentar


Salah satu perlengkapan memancing yang sangat penting adalah joran. Saat ini banyak joran yang beredar di pasaran dengan berbagai merek dan tipe. Tapi anda haruslah jeli dalam memilih joran, jangan sampai membeli joran yang tidak sesuai dengan karakter dan kebutuhan anda sendiri.
Mungkin bagi pemancing yang sudah berpengalaman tidak begitu kesulitan untuk memilih joran. Namun untuk beberapa pemancing yang bisa dibilang baru memulai debutnya di dunia galatama disarankan untuk jeli dalam memilih joran, baik itu dalam penggunaan maupun kualitasnya. Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika membeli joran adalah :
Tipe Joran
Pemilihan joran untuk perlombaan galatama sebaiknya memakai joran yang lentur di ujungnya saja. Karena waktu yang dibutuhkan menjadi lebih singkat dibandingkan dengan joran yang lentur sampai ketengah.
Joran itu secara garis besar ada type yang Fast Tapper dan juga Slow Tapper. Isitilah tapper ini seperti kecepatan aksi joran dalam merespon gerakan kita, saat kita menghentak joran pada waktu “hit” atau lure disambar ikan. Joran fast tapper ini cenderung keras di bagian pangkal sampai ke bagian tengah joran, baru agak lemas/lentur di ujungnya, sedang yang slow tapper cenderung lentur mulai dari ujung joran dekat handle / grip. Joran fast tapper cenderung lebih mudah dipakai, karena dengan joran ini kita bisa casting lebih jauh dan respon joran saat kita gentak juga cukup cepat.
Panjang Joran
Kontradiksi antara penggunaan joran panjang dengan pendek sampai sekarang ini hampir tidak pernah berakhir, tetapi untuk lomba panjang joran idealnya berkisar antara 160-180 cm untuk yang satu bagian dan 3 meter untuk yang 2 bagian, joran yang lebih panjang memang dapat melontarkan umpan yang lebih jauh, tetapi disesuaikan dengan luas kolam. Jika memang kolamnya sempit sangat mubazir jika anda menggunakan joran yang agak panjang. Untuk yang karakter kolamnya luas, umumnya para pemancing menggunakan joran yang 2 bagian.
Dan untuk lomba juga sebaiknya jangan menggunakan joran teleskopik atau antena, karena tiap sambungannya mudah bergeser sehingga kelenturannya mudah berkurang dan kekuatannya terbagi-bagi.
Berat Joran
Berat joran ini juga mesti jadi perhatian kita. Joran fiberglass itu kuat, tapi cukup berat, sedang joran carbon itu ringan tapi lebih mudah patah dibandingkan dengan joran fiberglass. Jadi sesuaikan dengan jenis ikan yang ada di perlombaan.
Handle/ Grip
Handle secara umum ada 3 jenis, yaitu handle pendek, medium dan panjang. Joran yang pendek ini, biasanya dipakai untuk single-hand casting (casting dengan satu tangan), dan yang panjang untuk double-hand casting (casting dengan 2 tangan). Sedang yang medium, biasanya untuk single-hand casting tapi posisi ujung joran yang lebih panjang ini akan membantu kita menahan beban joran, terutama saat “bertarung” dengan ikan. Untuk perlombaan galatama kebanyakan menggunakan yang medium.
Mungkin ini adalah sebagian dari hal-hal yang harus anda pertimbangkan dari banyak hal-hal lainnya sebelum membeli joran. Namun pada kenyataannya pengalaman lah yang akan memberitahu anda joran yang bagaimanakah yang cocok untuk anda.
(telagaindah.com)
Baca selengkapnya »

Teknik Dasar Memancing Yang Diperlukan

0 komentar


Memancing ikan kelihatannya gampang, menyiapkan alat pancing, menyiapkan umpan, dan mencari lokasi yang banyak ikannya. Sesampai di lokasi alat dikeluarkan, umpan dipasang, lemparkan umpan, menunggu sebentar hingga ikan memakan umpan, kemudian menggulung atau menarik kenur atau senar lalu diangkat.
Namun, kenyataannya tidak semudah yang kita bayangkan atau kita lihat. Untuk memancing diperlukan sedikit keahlian khusus. Teknik ini akan sangat diperlukan apalagi kalau kita mengikuti lomba. Yang jelas, berlatih diperlukan seperti pepatah “practise make perfect” atau berlatih membuat sempurna. Berlatihlah dan pengalaman akan mengajarkan anda kepada tekink yang benar dan efektif.  Berikut beberapa teknik yang perlu dikuasai selain teknik yang pernah disajikan sebelumnya.
Melempar atau Melontar Umpan
Kunci sukses acara mancing juga ditentukan oleh teknik lontaran. Lontaran harus jatuh pada titik yang sama dengan titik yang telah diberi umpan pengebom. Lontaran ke arah yang sembarangan itu seperti mengoper bola ke arah yang tiada seorang temanpun yang menyambut. Berlatihlah dulu cara melontar di kolam harian sebelum anda beralih ke pertandingan.
Memang tak ada larangan untuk langsung terjun ke lomba. Namun tentunya kita tak ingin mendapat malu bila lontaran kita selalu jatuh di lapak tetangga. Mula-mula atur pengangan tangan tepat pada gagang joran di mana ril duduk. Buka kawat pengaman ril (Bail Arm) dan tahan kenur dengan jari telunjuk.
Pegang joran tegak lurus searah badan, arahkan mata ke titik tempat jatuhnya umpan. Gerakkan joran dengan gerakan siku ke arah depan hingga kenur tegak lurus dengan air, ayunkan umpan ke arah belakang. Bila saat itu anda masih ragu, gerakan joran kembali kedepan. Kembali ayunkan umpan ke belakang dengan menggerakkan joran lurus dengan kepala.
Saat umpan terayun ke belakang, lontarkan umpan bersamaan dengan arah balik ayunan umpan ke depan dengan gaya seperti menyabet dengan joran, jangan lupa melepas kenur yang tadi anda tahan dengan jari. Bila gerakan dilakukan secara benar maka anda tak akan kecewa dengan hasil lontaran, berlatihlah terus hingga dirasa telah cukup.
Isyarat Kenur
Pada rangkaian glosor atau kenur bebas (free lining) lainnya, gerakan umpan yang dimakan ikan, getarannya langsung disalurkan ke kenur. Setelah umpan dilontarkan, gulung kenur sedikit, taruhlah joran pada cagak joran (rod rest) atur kenur agar menegang namun janganlah terlalu kencang, agak kendor sedikit. Perhatikan kenur yang memasuki air karena di sini getarannya dapat terlihat jelas. Ada 2 kondisi dimana kita harus segera menggentak joran: Tanpa isyarat awal, tiba-tiba saja kenur terangkat dan bergerak menjauh. Kenur yang tegang tadi tiba-tiba menjadi kendor. Keadaan lain yang dapat dideteksi seperti kenur yang bergerak-gerak mengencang.
Keadaan lain yang dapat dideteksi seperti kenur yang bergerak-gerak mengencang dan mengendur, gerakan yang amat halus dapat anda rasakan dengan memposisikan jari telunjuk pada kenur, pada keadaan yang ekstrim joran dapat turut tercebur ke air makanya disarankan mengikatkan tali pengaman pada joran bila memancing menggunakan rangkaian ini di danau atau perairan yang dalam lainnya.
Menggentak Joran
Agar ikan dapat terkait saat umpan termakan, setelah adanya deteksi gigitan yang diurai di atas tadi. Anda perlu menggentak joran (strike) terutama bila rangkaian yang digunakan berpelampung. Gerak menggentak joran dapat digolongkan sebagai gerakan yang refleks. Untuk itu latihlah gerak refleks anda, sehingga tangan terlatih untuk segera meraih joran.
Raih joran dengan memegangnya pada pangkal joran tepat di dudukan ril penggulung, posisi jari telunjuk ada didepan gagang penggulung jari lain berada di belakangnya. Gerakkan joran jauh ke arah belakang kepala secara cepat, usahakan jangan mengendurkan kenur dan baca gerak ikan dan mulailah mengajarnya. Gerak menggentak yang benar adalah melawan arah kenur.
Pada lokasi alam, lontaran dapat saja jauh di arah kanan atau kiri dari posisi kita. Bila lontaran arah ke kiri, gentakan adalah ke belakang kanan. Bila lontaran arah ke kanan, gentakannya ke belakang kiri. Pada empang pemancingan lontaran umpan hanya ke arah depan saja, karena sebelah kanan kiri ditempati orang.
Menaklukan Ikan
Menaklukkan ikan adalah saat yang paling asyik dan so pasti kritis. Gerakan ikan yang berontak melebihi kekuatan putus kenur (breaking strength) dapat menyebabkan kenur putus. Setel drag pada posisi setengah dari posisi mati (terkunci penuh) atau sesuai perkiraan anda sendiri, jangan biarkan drag dalam keadaan terkunci penuh. Biarkan ikan yang terpancing melarikan kenur. Arahkan joran berlawanan dengan arah lari ikan. Bila ikan merubah arah, segera gulung ril anda, coba menambah tekanan drag.
Namun bila tenaga ikan masih besar, kurangi posisi drag dan biarkan ikan kembali melarikan kenur. Ubah segera posisi joran bila ikan berusaha lari ke arah lain. Posisi joran harus selalu berlawanan dengan arah ikan. Jangan panik, lakukan gerakan tarik ulur ini secara sabar terutama untuk ikan yang berukuran besar. Akibat daya lentur joran dan setelah beberapa kali tarik ulur ikan akan menjadi lemah, segera gulung kenur dengan gerakan memompa. Artinya gulung kenur dengan cepat dibarengi dengan menurunkan posisi joran ke arah air hingga sejajar. Angkat joran dengan gerakan siku anda, gulung kembali ril dengan cepat seperti tadi dengan teknik pemompaan.
Bila ikan telah dekat, anda harus ekstra hati-hati terhadap gerakan tiba-tiba ikan yang berontak, yang penting posisi drag ril anda jangan sampai terkunci penuh supaya kenur dapat dilarikan ikan bila ternyata masih mempunyai sisa tenaga yang besar. Bila yang anda kenai ternyata ikan yang berukuran super, maka sebenarnya perlawanan adalah saat ikan sudah begitu dekat dengan anda. Karateristik ikan mas yang besar biasanya dari tengah kolam anda dapat menariknya dengan mudah hanya saja terasa berat.
Gulung kenur secara hati-hati gunakan perasaan anda menghadapi perlawanannya. jangan berusaha melawannya bila ikan masih berontak , mainkan saja dengan hati-hati untuk mengurangi tenaganya yang besar, bila ikan telah mendongak jangan gulung kenur anda karena akan menyebabkan ikan kembali tenggelam dan melawan. Tetapi tetaplah pertahankan posisi ikan yang telah mendongak tadi, dan untuk mendekatkannya ke tepi kolam, melangkahlah mundur hingga posisi ikan dapat dengan mudah diserok
Melepas Kail
Melepas kail yang menancap pada mulut ikan memang tugas pembantu (kedi) anda. Namun terkadang ada saatnya dimana kita sendiri selaku pemancing yang harus melakukan hal tersebut. Berhati-hatilah saat melepaskan kail, kalau menancap pada tangan anda akan sulit untuk melepaskannya. Gunakan lap untuk memegang badan ikan yang licin, biarkan ikan menggelepar pada serokan, bila ikan terdiam pegang ikan dengan tangan kiri, tekan agak keras bagian perut dengan jempol kiri anda.
Ambil tang atau alat khusus pelepas kail (Disgorger) apabila tak ada pegang kail yang menancap dengan jari telunjuk dan jempol kanan lalu tarik kail mengikuti arah lengkungannya, bila agak sulit dorong kail terlebih sebelum mencoba membukanya lagi. Bila kail tertelan terlalu dalam dan anda tak membawa alat pelepas kail, carilah ranting pohon yang kira-kira masuk ke mulut ikan, ikutilah arah kenur pancing lalu dorong kailnya hingga terlepas dan keluarkan kail berbarengan dengan ujung ranting yang yang masuk ke mulut ikan.
Bila teman anda atau anda mengalami kecelakaan tertancap kail, tetaplah tenang jangan panik. Mintalah pertolongan medis yang benar di klinik pengobatan. Namun apabila pertolongan medis tidak ada, perhatikan sampai di mana kail menancap, apabila kail belum menembus maka anda dapat menariknya seperti biasa, namun bila kailnya tembus arah tarikan untuk mengeluarkan adalah ke arah pangkal kail.
Untuk itu lepaskan kenur yang mengikat kail, posisikan tubuh agar anda mudah menariknya, teorinya adalah kail itu tidak ditarik keluar melainkan diloloskan hingga pangkalnya mengikuti arah luka tembus. Bila ada tang potong, patahkan dahulu bagian pangkal tempat pengikat yang biasanya lebih besar dari batang. Kalau tak ada, apa boleh buat karena anda harus segera mencabutnya.
Alihkan perhatian teman yang tertancap kail, bisa dengan bantuan teman yang lain, saat perhatianya teralih dengan gerakan yang cepat loloskan kail dengan menarik bagian lengkung hingga kail tercabut. Anda harus yakin, jangan sampai gagal pada tarikan pertama ini, sebab jika gagal teman anda itu akan lebih keras menjeritnya. Gunakan alkohol atau betadine untuk membersihkan bagian luka.
(Berbagai Sumber)
Baca selengkapnya »

Mengenal Kebiasaan Makan Ikan

0 komentar


Mengenal Kebiasaan Makan Ikan
Salah satu fakor penentu keberhasilan memancing adalah mengenal kebiasaan makan ikan (food habits) dan cara makan ikan (feeding habits). Dalam praktek sehari-hari kedua faktor tersebut sering diabaikan sehingga pemancing sering mengeluh bahwa ikan yang menjadi targetnya tidak mau menyentuh umpan sama sekali. Hal itu belum tentu disebabkan oleh jenis umpan yang kurang pas, tetapi kemungkinan kegiatan memancingnya dilakukan pada waktu yang kurang tepat, yakni ketika ikan sedang enggan makan. Karena itu, sulit dibayangkan, seorang pemancing bisa sukses memperoleh ikan tanpa memahami food habits dan feeding habits dari ikan target.
secara umum kebiasaan makan dan cara makan ikan terdiri atas aspek tempat makan atau lokasi makan, waktu makan ikan, cara makan ikan, dan jenis makanan kegemaran ikan. Kedua kebiasaan itu tidak sama antara jenis ikan yang satu dan jenis ikan yang lainnya.
Banyak pemancing, baik secara sengaja maupun tidak sengaja, mengabaikan kebiasaan makan ikan dan cara makan ikan. Sepintas, hal tersebut tampak sepele. Padahal, dengan mengenal aspek-aspek tersebut bisa ditentukan secara tepat saat yang paling baik untuk memancing ikan jenis tertentu, menentukan lokasi memancing yang tepat, dan menentukan jenis makanan yang paling disukaioleh ikan sehingga umpan yang sesuai bisa disiapkan terlebih dahulu.
Secara umum, kebiasaan makan ikan bisa dibagi menjadi beberapa hal seperti berikut ini.

a. Kebiasaan Makan Ikan Berdasarkan Tempat
  • Ikan dasar perairan (demersal), yakni ikan jenis ini banyak menghabiskan aktivitasnya di dasar perairan. Contohnya: lele dumbo dan patin.
  • Ikan lapisan tengah perairan, yakni ikan yang mencari makanan yang mengapung di tengah perairan. Ikan jenis ini hanya sewaktu-waktu muncul ke permukaan air atau berenang di dasar perairan. Ikan mas dan bawal termasuk kedalam jenis ini.
  • Ikan permukaan perairan, yakni ikan yang mencari makanan di permukaan air. Umumnya, ikan jenis ini menghabiskan waktunya lebih lama berada di lapisan atas perairan. Ikan dengan kebiasaan seperti ini disebut dengan pelagis atau ikan permukaan. Gurami, nila dan mujair termasuk dalam kategori ini.
  • Ikan menempel, yakni ikan pemakan bahan organik yangmenempel pada subtrat (benda yang terdapat di dalam air), baik yang berada di dalam kolam air (lapisan tengah) maupun yang berada di dasar perairan. Ikan nilem dan sapu-sapu termasuk dalam kategori ini.
b. Kebiasaan Makan Ikan Berdasarkan Waktu
  • Jenis ikan yang aktif mencari makan pada siang hari. Aktivitas makan ikan ini banyak dilakukan pada siang hari. Pada malam hari, mereka lebih banyak beristirahat. Contohnya: ikan mas, nila, bawal, dan gurami.
  • Jenis ikan yang aktif mencari makan pada malam hari (nocturnal). Ikan yang masuk dalam kategori ini jarang mencari makanan pada siang hari. Jenis ikan yang aktif mencari makanan pada malam adalah lele dumbo, lele lokal, dan patin (jambal).
(Buku: Petunjuk Praktis Memancing Ikan Air Tawar)
Baca selengkapnya »

Menarik-Mengangkat-Menyerok Ikan Besar

0 komentar


Berikut sharing tips menarik-mengangkat-menyerok ikan bila anda mendapati strike ikan besar terutama untuk memancing di kolam :

  1. Lihat situasi aja dulu lapak full ato sepi
  2. Kalo lapak full pastikan meminta maaf kiri kanan lapak, jangan duduk saja ikuti dengan berjalan kemana arah ikan lari
  3. Kalo lapak sepi giring ikan mendekati lapak kita dengan berdiri agar posisi strike dan handle enak
  4. Nariknya jangan dipaksa buru-buru ekstrim
  5. Kurangi setelan drag reel agar benang tidak putus lain kalo pake PE drag reel dimatikan tidak jadi masalah
  6. Jaga agar benang jangan sampai kendor agar tidak moncel
  7. Biarkan ikan lari kekiri atau kekanan ke lapak orang jangan panik
  8. Giring ikan mendekati pinggiran lapak terdekat dengan santai dan tidak terburu-buru
  9. Untuk melihat ikan udeh lemes ato tidak bisa di lihat dari pergerakan lari ikan, misal ikan lari ke samping kiri/kanan biasanya ikan masih full tenaganya. Kalo lari ikan vertikal/mendekati lurus/mengikuti arah gulungan benang berarti ikan mulai lemes dengan kata lain ikan giring keras di tarik ke lapak
  10. Setelah ikan di depan lapak, ambil posisi berdiri dengan serokan siap di samping
  11. Bila sudah di depan lapak mengangkat ikannya tunggu sampai kepala ikan naik dahulu
  12. Setelah ikan lemes kedi mesti siap menyerok jangan bengong aja dan lengah
  13. Ikan Siap diserok..
Baca selengkapnya »

Teknik Mancing Laut dengan Pelampung

1 komentar


Cara mancing laut berpelampung lebih sederhana dibanding mancing dasaran. Teknik ini dilakukan untuk menghindari dari tersangkutnya umpan dari karang atau objek lain di dasar laut. Gunakan joran berukuran panjang lebih dari dua meter dan bahkan lebih agar bisa melempar umpan jauh ke tengah saat mancing dari pinggir laut dan di atas karang. Dan gunakan joran yang berukuran panjang cukup agar lebih leluasa melempar umpan dari tengah laut di atas kapal/perahu mancing.
Pilih ril yang menampung senar sepanjang 200 hingga 300 meter dengan senar berdiameter 4 lbs hingga 20 lbs (sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokasi) sepanjang kira-kira 1 hingga 2 meter. Berbagai macam umpan yang bisa digunakan untuk mancing berpelampung, mulai dari udang hidup/ mati, ikan hidup/mati, cumi mati/potongan penuh bahkan hingga ikan mati/potongan. Lempar ikan ke tengah laut dan biarkan ikan mengambang terbawa arus (gunakan light stick pada saat mancing malam hari untuk mengetahui posisi pelampung). Ulur umpan berpancing secukupnya dan stel drag ril dengan ukuran sangat ringan, hal tersebut dilakukan agar pada saat ikan menyambar umpan, ikan tidak curiga.
Apabila umpan tadi disambar ikan, maka ril akan berderit kencang dan spol berputar dengan senar yang mengulur keluar. Biarkan hal tersebut hingga ikan berhenti menarik untuk menelan umpan, barulah kemudian kencangkan setelan drag ukuran sedang untuk melakukan posisi strike. Nikmati perlawanan dan lumpuhkan ikan jangan sampai umpan dibawa lari ke karang atau objek pengganggu lainnya.
(yukmancing.blogspot.com)
Baca selengkapnya »

Memancing Ikan Dengan Burung Di China

0 komentar



Danau Erhai, yang berjarak 40 kilometer dari utara ke selatan dan lebarnya kurang dari 10 meter, dikenal sebagai tempat yang unik untuk memancing ikan di Provinsi Yunnan. Seperti orang-orang Arab yang gemar berburu burung elang, orang-orang Bai di Danau Erhai yang menggunakan burung laut untuk menangkap ikan. Burung-burung besar itu dipakaikan jaring di lehernya, agar mereka tidak memakan mangsanya.
Selain di Danau Erhai di Sungai Li Jiang Provinsi Guang Xi juga memiliki kebiasaan unik ini. Kebiasaan mereka menangkap ikan dengan burung yang bernama Yu Ying telah menjadi budaya turun menurun. Burung Yu Ying memiliki kemampuan menangkap ikan yang luarbiasa dengan paruhnya yang kuat dan cepat, sangat tangkas merampas ikan-ikan dari dalam air.
Burung diikat dengan tali sedemikian rupa oleh nelayan, dan diletakkan di atas tongkat kayu. Dari tongkat kayu itulah, si burung mengamati mangsa dan memburunya ke dalam air. Namun karena perkembangan zaman, sekarang ini kebiasaan kebanyakan para nelayan di kedua tempat ini telah menjadi atraksi wisatawan bagi para turis mancanegara.
(sumber : harianglobal)
Baca selengkapnya »

Warna, Bau dan Getaran Berbagai Umpan

0 komentar


Ikan mas dan sebangsa ikan lainnya buta warna alias melihat sesuatu hitam, putih, dan kelabu. Beberapa pakar mancing termasuk pakar biologi menyebut begitu. Lantas apa gunanya warna pada umpan terutama umpan mancing laut yang umpan buatannya berwarna-warni?
Sebenarnya warna umpan tadi bila dikonversi ke mata ikan akan menghasilkan pendar warna kelabu yg berbeda. Kalo dipersempit ke ikan mas galatama mungkin dipercaya warna umpan yg dipakai apakah merah, hijau, atau coklat kebetulan disukai ikan. Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam menanggapi umpan terutama ikan galatama.
Getaran
Getaran (kita menyebutnya suara) terjadi pada saat umpan dijatuhkan, ini menjadi daya tarik utama ikan yang lapar. Tentunya tidak berlaku pada ikan mas liar (pd habitat alami), ikan mas besar/ikan mas yang ada dekat lapak karena getaran yg berlebihan malah akan membuat lari ikan tersebut.
Warna umpan
Warna seperti disebut diatas yang dipercaya sebagai warna makanan yang biasanya dimakan. Pemilihan warna umpan akan berbeda tidak saja dari empang satu ke empang yang lain bahkan pada satu empang galatama dengan lapak yang berbeda.
Untuk memilih warna umpan, tentunya disesuaikan dengan karakteristik empang tempat mancing. Untuk empang yang telah biasa dikunjungi tentu mudah menentukan warna umpan yang sesuai tetapi bila empang itu baru saja atau belum lama kita bertanding di situ.
Bau atau Aroma
Aroma yang disukai ikan mas galatama dapat bermacam-macam. Banyak faktor yang mempengaruhi kita dalam memilih aroma umpan. Bila anda sering mancing hanya di satu empang galatama saja, nantinya anda akan hapal ikan yang mana yang memakan umpan tersebut.
Umpan yang bagus berbeda disetiap tempat untuk empang yang kondisi airnya bagus berwarna kecoklatan. Umpan berbahan dasar ubi lebih baik, bila airnya berwarna kehijauan. Umpan berbahan dasar pelet biasanya akan lebih baik, untuk empang biasa pelet yang diaduk dengan tuna kaleng sudah cukup memadai.
Bila siang hari ikan berhenti makan, hal ini sudah umum artinya bukan karena ikan tidak mau memakan umpan melainkan ikan sedang dalam keadaan kenyang dan panas mentari yang mengurangi kadar oksigen dalam air. Ikan mas cenderung makan terus alias galak terutama pagi hari saat lomba dimulai dan sore hari saat terik mulai menurun. Kecenderungan makan ikan mas sangat dipengaruhi kondisi air dan cuaca. Saat hujan pun ikan mas cenderung galak apalagi jika saat hujan berhenti diikuti keluarnya mentari yang kembali menghangatkan air. (sumber : umpan mancing.blogspot.com)
Baca selengkapnya »

Ikan “Hantu” Spesies baru di kedalaman 7000 meter

0 komentar


ABARDEEN – Eksplorasi terhadap salah satu palung laut terdalam di dunia berhasil menemukan ikan spesies baru. Penemuan itu membuktikan kekeliruan anggapan semula bahwa tak ada ikan yang hidup dalam palung laut. Penemuan ahli biologi kelautan dari Aberdeen, Tokyo, dan Selandia Baru itu telah menyingkap kehidupan di salah satu tempat terdalam di bumi dan distribusi global ikan serta organisme laut lainnya. Ekspedisi ke palung Peru-Cile di Samudra Pasifik tenggara itu menemukan spesies baru snailfish di kedalaman 7.000 meter.
Mereka juga menemukan sekelompok cusk-eel (sejenis belut), dan crustacea (udang-udangan) pemakan bangkai di kedalaman laut itu untuk pertama kalinya. Dalam ekspedisi selama tiga pekan di atas kapal riset Sonne itu, tim ilmuwan memanfaatkan teknologi pencitraan canggih, termasuk sistem kamera yang dapat menyelam bebas untuk mengambil sekitar 6.000 gambar dalam palung di kedalaman 4.500 dan 8.000 meter.
Para ilmuwan menyelidiki pada salah satu parit terdalam di dunia laut yang sebelumnya dianggap tidak dihuni ikan, ekspedisi ke dalam parit Peru-Chili di selatan Samudra Pasifik Timur mengungkapkan spesies baru snailfish di kedalaman 7000 meter yang belum pernah tertangkap atau terekam kamera sebelumnya.
Ini merupakan ekspedisi ketujuh yang berlangsung sebagai bagian dari HADEEP – sebuah proyek penelitian kolaboratif antara Oceanlab Universitas Aberdeen dan Institut Penelitian Kelautan Universitas Tokyo, dengan dukungan dari Institut Air dan Atmosfer Nasional (NIWA) Selandia Baru. Tim HADEEP telah menyelidiki kedalaman ekstrim di seluruh dunia selama 3 tahun. Temuan mereka sampai saat ini telah menyertakan penangkapan ikan dengan kamera di dunia laut terdalam untuk pertama kalinya.
Penemuan-penemuan terbaru ini memberikan wawasan baru di kedalaman laut di mana ikan bertahan dan keragaman populasi yang bisa berada di titik-titik terdalam samudera di seluruh dunia. (sumber : suara media)
Baca selengkapnya »

10 Tempat Mancing Favorit di Indonesia

0 komentar


1. Laut Flores dan Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur
Di seputar laut flores seperti pulau alor , lembata , sumba , pulau komodo , hingga rote . Ombak besar dengan kedalaman laut hingga 3000 meter , menjadi tempat terfavorit para pemancing. Banyak ikan-ikan yang paling di buru disana .
2. Seputar Pulau Biaro, Sulawesi Utara dan pulau doi di kepulauan Loloda utara, Halmahera, Maluku Utara .
Kedalaman laut hingga 5000 meter , ombak yang besar, cuaca dan angin yang sering berubah dengan laut pasifik yang kaya akan ikan berukuran besar sangat digemari oleh pemaancing . Infrastruktur wisata memancingnya belum tersedia, namun terdapat kapal tradisional . Di sekitar pulau biaro terdapat tiga sea mount reef yang kaya ikan besar . di pulau ini juga sering diadakan kompetisi tahunan Kasal Cup International Sport Fishing Tournament.
3. Laut Banda, Laut Aru, Laut seputar pulau Kei, Maluku
kedalaman yang mencapai 5000 meter ombak yang juga besar dan angin yang pasti selalu berubah .
infrastrukturnya untuk wisata sangat memadai , namun untuk memancing belum tersedia . biasa nelayan menyewakan kapal tradisionalnya , terdapat banyak zona Drop Off yang menjadi sarang ikan besar .
4. Laut Pulau Biak , Papua Barat
Kedalaman laut >1000 meter . ombak tenang, dengan angin sering berubah . Sangat cocok untuk memancing dengan teknik popping , jigging dan trolling . Tersedia infrastruktur wisata memancing , sejumlah resort menyewakan kapal.
5. Laut Fakfak, Kanka hingga Kaimana , Papua Barat .
Kedalaman laut lebih dari 1000 meter dengan angin yang sering berubah . Tempat terbaik untuk memancing tuna . dengan berat 90 kg, waktu terbaik untuk memancing adalah bulan Nopember. Tersedia infrastruktur wisata memancing sejumlah resort yang menyewakan kapal dengan ABK berpengalaman .
6. Laut Bali selatan terutama di gugusan seputar Nusa Ceningan dan Lembongan .
Tersedia infrastruktur wisata memancing memadai, tempat favorit untuk popping , jigging ,trolling , dan ombak pun cukup tenang .
7. Laut sekitar pulau Karimunjawa hingga pulau di sekitar Madura , Jawa Timur .
Aneka jenis ikan tenggiri,  kakap , giant travelly dan tuna  bisa anda buru disini.
Infrastruktur wisata belum tersedia .
8. Pelabuhan Ratu, Jawa Barat, pantai Malimping, dan Binuangeun, Ujung Kulon dan laut disekitar Krakatau , Banten.
Tempat memancing dengan infrastruktur memancing terbaik di Indonesia, di Malimping dan Binuangeun, kabupaten Lebak Banten tersedia kapal memancing dilengkapi GPS dan Fish finder dengan ABK terbaik dan berpengalaman . Merupakan tempat favorit pemancing dari jakarta dan sekitarnya, di tempat ini pula sering diadakan turnamen mancing misalnya ; di Pelabuhan Ratu terdapat kompetisi bergengsi indonesia, Presiden Cup Fishing Tournament . Sedangkan di Binuangeun terdapat kompetisi Nusantara Fishing Tournament, termasuk IFT Fishing Tournament yang sudah beberapa kali diadakan di Binuangeun.
9. Perairan kepulauan Mentawai, Siberut Sumatera Barat .
Terutama di sekitar karang sibora. Infrastruktur memancing belum tersedia, namun bagi anda yang ingin memancing dapat menyewa kapal tradisional milik nelayan sekitar .
10. Pulau Weh Sabang, Aceh .
Terutama di sekitar gugusan karang pulau Silaku, infrastruktur wisata belum memadai di pulau weh ini.

catatan : Lokasi dituturkan oleh Dudit Widodo pemancing handal yang telah menjalani beberapa medan mancing di Indonesia , Dudit Widodo juga produser acara mancing mania . (sumber : tips-artikel.co.cc)
Baca selengkapnya »

Memancing Tuna dengan Layang-layang

0 komentar


Bisakah menangkap tuna dengan layang-layang? Bisa. Nelayan di wilayah Candi, kota Bitung, Sulawesi Utara telah mempraktekkannya. Bisa dikatakan, cara ini adalah modifikasi dari sistem pancing ulur (handline).
Mustafa, salah satu nelayan penangkap tuna di Bitung mengungkapkan, “Ini bisa tangkap tuna lebih cepat. Kita pakai untuk tangkap tuna yang sedang main-main (ada di dekat permukaan air).”
Dengan cara ini, alat yang dibutuhkan adalah benang pancing, layang-layang serta mata kail yang dilengkapi ikan tiruan terbuat dari plastik. Mata kail yang digunakan bercabang 3 dan berbentuk huruf J.
Cara memancingnya mirip dengan bermain layang-layang. Satu benang dikaitkan pada satu sisi layang-layang untuk dikendalikan oleh nelayan. Satu benang lagi terdapat di sisi lainnya untuk dihubungkan dengan mata kail.
“Kalau mancing kita tinggal tarik-tarik saja seperti bermain layangan,” kata Mustafa. Ketika ditarik, mata kail yang berupa ikan palsu akan meloncat, sehingga bergerak mirip dengan ikan. Gerakan ini akan memacu tuna datang mengejar dan akhirnya terjebak.
Mustafa mengaku, memancing ikan dengan cara ini hanya butuh waktu singkat. “Pakai ini 3 jam sudah pasti dapat ikan, lebih cepat,” katanya. Saat ini, rata-rata Mustafa mendapat 7 ekor tuna per kali melaut.
Ikan yang didapat biasanya dijual ke industri yang mengolah tuna. Untuk kualitas tuna terbaik (grade A), harganya saat ini mencapai Rp 38.000 per kilogram. Jumlah tangkapan ikan sendiri saat ini tengah menurun.
Ramah lingkungan
Cara penangkapan dengan handline, seperti yang dilakukan Mustafa, memiliki selektifitas lebih tinggi daripada jaring dan rawai (longline). Selektifitas alat pancing membantu meminimalkan ikut terpancingnya spesies yang tak menjadi target (bycatch).
Salah satu permasalahan yang mengemuka dalam penangkapan tuna adalah bycatch penyu. Penentuan alat pancing beserta jenis mata kail yang tepat sangat membantu untuk meminimalkanbycatch ini.
Alat pancing dengan layang-layang disebut juga kite line. Sebenarnya, cara pancing ini bukan hal baru tetapi telah diterapkan oleh nelayan di Jakarta, Banten, serta Sulwesi. Biasanya, nelayan yang menggunakannya adalah nelayan dengan kapal kecil.
(Kompas)
Baca selengkapnya »

Rumpon

2 komentar



Rumpon atau Fish Aggregating Device (FAD) adalah salah satu jenis alat bantu penangkapan ikan yang dipasang dilaut, baik laut dangkal maupun laut dalam. Pemasangan tersebut dimaksudkan untuk menarik gerombolan ikan agar berkumpul disekitar rumpon, sehingga ikan mudah untuk ditangkap.
Rumpon dalam bahasa kelautan adalah karang buatan yang dibuat oleh manusia dengan tujuan sebagai tempat berkumpul ikan. Rumpon merupakan rumah buatan bagi ikan di dasar laut yang dibuat secara sengaja dengan menaruh berbagai jenis barang di dasar laut seperti ban, dahan dan ranting dengan pohonnya sekaligus. Barang–barang tersebut dimasukkan dengan diberikan pemberat berupa beton, batu–batuan dan penberat lainnya sehingga posisi dari rumpon tidak bergerak karena arus laut. Barang–barang yang dimasukkan kedalam laut dapat terus ditambah secara berlanjut untuk menambah massa rumpon.
Pembuatan rumpon ikan sebenarnya adalah salah satu cara untuk mengumpulkan ikan, dengan membentuk kondisi dasar laut menjadi mirip dengan kondisi karang–karang alami, rumpon membuat ikan merasa seperti mendapatkan rumah baru. Meski untuk mengetahui keberhasilanya dibutuhkan waktu yang tidak sedikit sekitar 3- 6 bulan namun usaha pembuatan rumpon ini merupakan solusi terbaik meningkatkan hasil perikanan di laut.
Jenis-jenis Rumpon
Terdapat 3 jenis rumpon, yaitu:
  1. Rumpon Perairan Dasar adalah alat bantu penangkapan ikan yang dipasang dan ditempatkan pada dasar perairan laut.
  2. Rumpon Perairan Dangkal adalah alat bantu penangkapan ikan yang dipasang dan ditempatkan padaperairan laut dengan kedalaman sampai dengan 200 meter.
  3. Rumpon Perairan Dalam adalah alat bantu penangkapan ikan yang dipasang dan ditempatkan pada perairan laut dengan kedalaman diatas 200 meter.

Penggunaan rumpon tradisional di Indonesia banyak ditemukan di daerah Mamuju (Sulawesi Setatan) dan Jawa Timur. Menurut Monintja (1993) rumpon banyak digunakan di Indonesia pada tahun 1980, sedangkan Negara yang sudah mengoperasikan rumpon diantaranya Jepang, Philipina, Srilanka, Papua Nugini dan Australia.
Beberapa alasan mengapa ikan sering ditemukan disekitar rumpon:
  1. Banyak ikan- ikan kecil dan plankton yang berkumpul disekitar rumpon dimana ikan dan plankton tersebut merupakan sumber makanan bagi ikan besar.
  2. Ada beberapa jenis ikan seperti tuna dan cakalang yang menjadikan rumpon sebagai tempat untuk bermain sehingga nelayan dapat dengan mudah untuk menangkapnya.
Nelayan dapat mengetahui banyak ikan di daerah rumpon dengan beberapa ciri yang khas yaitu:
  1. Banyaknya buih-buih atau gelembung udara dipermukaan air.
  2. Warna air akan terlihat lebih gelap dibandingkan dengan warna air disekitarnya karena banyak ikan yang bergerombol.
Tingkah laku ikan disekitar rumpon
Asikin (1985) mengemukakan bahwa keberadaan ikan di sekitar rumpon karena berbagai sebab, antara lain:
  1. Rumpon sebagai tempat bersembunyi di bawah bayang-bayang daun rumpon bagi beberapa jenis ikan tertentu;
  2. Rumpon sebagai tempat berpijah bagi beberapajenis ikan tertentu;
  3. Rumpon itu sebagai tempat berlindung bagi beberapa jenis ikan yang mempunyai sifat fototaksis negatif;
Samples dan Sproul (1985) mengemukakan teori tertariknya ikan yang berada di sekitar rumpon disebabkan karena:
  • Rumpon sebagai tempat berteduh (shading place) bagi beberapa jenis ikan tertentu;
  • Rumpon sebagai tempat mencari makan (feeding ground) bagi ikan-ikan tertentu;
  • Rumpon sebagai substrat untuk meletakkan telurnya bagi ikan-ikan tertentu;
  • Rumpon sebagai tempat berlindung (shelter) dan predator bagi ikan-ikan tertentu;
  • Rumpon sebagai tempat sebagaititik acuan navigasi(meeting point) bagi ikan-ikan tertentu yang beruaya.
Adanya ikan di sekitar rumpon berkaitan pula dengan pola rantai makanan dimana rumpon menciptakan suatu arena makan dan dimulai dengan tumbuhnya bakteri dan mikroalga ketika rumpon mulai dipasang. Selanjutnya mahluk renik dan hewan-hewan kecil akan menarik ikan-ikan yang berukuran lebih besar yang memangsa ikan-ikan berukuran kecil (Subani, 1972).
Berdasarkan hasil analisa isi perut dari ikan-ikan yang berada di sekitar rumpon didapatkan bahwa ikan-ikan kecil yang berkumpul di sekitar rumpon tidak memakan daun-daun rumpon tetapi memakan jenis-jenis plankton yang berada di sekitar rumpon (Djatikusumo, 1977).

Bahan dan Komponen Rumpon
Setiap rumpon terdiri dari beberapa komponen. Di Indonesia rumpon masih menggunakan bahan alami seperti daun kelapa, tali plastik yang sudah pasti kekuatannya sangat terbatas.
Komponen dan kontruksi rumpon terdiri dari:
1. Pelampung
Sebagai alat pengapung yang dibuat dari besi plat yang dibentuk seperti tabung.
2. Atraktor
Merupakan pemikat yang bertujuan untuk memikat ikan disekeliling rumpon yang terbuat dari daun nyiur atau daun kelapa.
3. Tali-temali
Guna sebagai pengikat pelampung dan pemberat bahannya terbuat dari polyethylene kemudian ditambahkan kawat baja untuk mengikat atraktor supaya cepat tenggelam dan tidak mengapung.
4. Pemberat
Merupakan bahan untuk menenggelamkan rumpon dan rumpon tidak berpindah tempat yang dibuat dari semen yang dicor.
Tim Pengkajian Rumpon IPB (1987) mengemukakan bahwa persyaratan umum komponen dan konstruksi rumpon adalah sebagai berikut:
1. Pelampung
  • Mempunyai kemampuan mengapung yang cukup baik (bagian yang mengapung diatas air 1/3 bagian)
  • Konstruksi cukup kuat
  • Tahan terhadap gelombang dan air
  • Mudah dikenali dari jarak jauh
  • Bahan pembuatnya mudah didapat;
2. Atraktor atau pemikat
  • Mempunyai daya pikat yang baik terhadap ikan
  • Tahan lama
  • Mempunyai bentuk seperti posisi potongan vertikal dengan arah ke bawah
  • Melindungi ikan-ikan kecil
  • Terbuat dan bahan yang kuat, tahan lama dan murah;
  • Tali-temali,
  • Terbuat dan bahan yang kuat dan tidak mudah busuk
  • Harganya relatif murah, mempunyai daya apung yang cukup untuk mencegah gesekan terhadap benda-benda lainnya dan terhadap arus
  • Tidak bersimpul (less knot);
4. Pemberat
  • Bahannya murah, kuat dan mudah diperoleh
  • Massa jenisnya besar, permukaannva tidak licin dan dapat mencengkeram

Jenis- jenis Ikan yang Banyak Ditemukan di Sekitar Rumpon
Tidak semua ikan ditemukan disekitar rumpon. Ikan jenis pelagis merupakan ikan dominan yang sering ditemukan didalam rumpon. Jenis-jenis Ikan yang Sering Berasosiasi dengan Rumpon, (Monintia, 1993):
  • Cakatang – Skipjack- (Katsowonus pelamis)
  • Tongkol – Frigate Tuna- (Auxis thazard )
  • Tongkol Pisang-Frigate Tuna- Euthynnus affinis
  • Tenggiri- King Mackeret- Scomberomorus sp
  • Madidihang -Yellow Fin Tuna- Thunnus albacares
  • Tembang -Frigate Sardin – Sardinella firnbriato
  • Japuh Rainbow -Sardin -Dussumeria hosselti
Konstruksi Rumpon
Di Jawa Barat konstruksi rumpon masih sederhana sekali, pada umumnya pelampungnya dari bambu dan tali temalinya dari bahan plastik atau rotan, pemberatnya dari batu gunung atau batu karang sedangkan atraktornya menggunakan daun kelapa. Rumpon jenis ini banyak dioperasikan di laut yang dangkal dengan tujuan untuk rnengumpulkan ikan pelagis yang kecil – kecil. Untuk perairan yang mempunyai kedalaman sampai ribuan meter digunakan tali.
Di negara maju seperti Jepang dan Philipina rumpon yang dipasang selalu dilengkapi alat penditeksi ikan yang dapat memonitor dari kapal penangkapannya.

Agar kepemilikkan rumpon tidak tertukar atau hilang, maka diberi tanda, misalnya dengan bendera, pelampung, cermin atau tanda lain sesuai keinginan pemiliknya. Pembuatan rumpon selain untuk diambil hasil ikannya untuk keperluan sendiri, dapat juga disewakan kepada para pemancing laut yang memang mencari kesenangan mencari ikan di lokasi yang banyak ikannya. Para pemancing yang memang membutuhkan hot spot memancing yang bagus dapat menyewa pemilik rumpon ini sebagai alternatif memancing yang cukup mudah.
(Berbagai Sumber)
Baca selengkapnya »

Ikan Hiu Ternyata Buta Warna

0 komentar


Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa ikan hiu kemungkinan tidak bisa membedakan warna. Para peneliti dari University of Western Australia (UWA), yang dikomandoi Dr. Nathan Scott Hart melakukan penelitian dengan menggunakan teknik yang disebut ‘micro-spectrophotometry’, memperhatikan sel retina 17 spesies ikan hiu yang ditangkap di lepas pantai Queensland dan Australia Barat.
Pada semua 17 spesies, para peneliti tersebut mendapati, jenis paling umum reseptor cahaya adalah sel ‘batang’, yang sangat sensitif terhadap cahaya dan dan memungkinkan pandangan pada malam hari, tapi tak bisa mengurai warna. Tapi ikan hiu kekurangan sel ‘cone’, yang bereaksi secara individu terhadap cahaya pada gelombang panjang khusus. Pada 10 dari ke-17 spesies ikan hiu, tak ditemukan sel ‘cone’ itu sama sekali. Sel ‘cone’ ditemukan pada tujuh spesies lain, tapi semuanya cuma satu jenis, dan sensitif pada gelombang panjang sekitar 530 nanometer, yaitu hijau.
Selain menemukan bahwa ikan hiu buta warna, para peneliti juga menyimpulkan bahwa mata ikan hiu mampu beradaptasi dengan baik pada sumber cahaya.
“Temuan ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada kita untuk mencegah terjadinya serangan ikan hiu di laut,” kata Hart.
Profesor Hart mengatakan bahwa ikan hiu hanya tertarik pada warna-warna cerah, oleh karena itu peralatan menyelam sebaiknya jangan yang berwarna cerah.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu mencegah serangan ikan hiu terhadap manusia dan mengembangkan alat pemancing yang dapat mengurangi tertangkapnya ikan hiu secara tak sengaja oleh kapal pukat jarak jauh.
Penemuan ini diterbitkan di jurnal internasional The Science Of Nature.
Baca selengkapnya »

Monster Pasir Bawah Laut

0 komentar


Ada makhluk jahat bersembunyi di balik pasir. Namun ia tidak berhasil sepenuhnya ‘hilang’. Fotografer berhasil merekam sosoknya yang muncul di laut Indonesia.
Fotografer laut Matt Oldfield sedang menyelam di Pulau Sengeang, Nusa Tenggara Barat, saat melihat makhluk whitemargin stargazer bersembunyi di dasar laut.
Ikan ini biasanya sulit ditemui karena berbaring di sekitar terumbu maupun dasar pantai kawasan tropis, misalnya Samudera Hindia, Samudera Pasifik dan Laut Merah.
Makhluk itu bersembunyi di balik pasir dan lumpur sepanjang waktu. Sosok ikan itu hanya terlihat dari mata yang menyeruak di balik pasir. Dengan seolah hilang, mangsa dapat dengan mudah ditangkap.
“Ini sangatlah kebetulan saat saya melihat matanya. Ia tampak terjebak dengan kepala di dalam pasir,” kata Oldfield, 40, asal Buckinghamshire, Inggris.
Stargazers aktif di malam hari dan gemar membenamkan tubuh di balik pasir. Selain memiliki sisik berduri keras dan tajam, hewan itu juga sering mengeluarkan racun yang bisa menyebabkan masalah serius.
(Berbagai Sumber)
Baca selengkapnya »

Ikan Berkepala Pari, Berekor Hiu

0 komentar


SINJAI- Warga di Pulau Leang-Leang Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan dikejutkan dengan temuan sebuah ikan langka dan unik. Ikan sepanjang 2 meter lebih itu memiliki kepala mirip ikan pari, sementara bagian ekornya mirip ikan hiu.
Warga berkumpul di darmaga Pantai Leang-Leang, Kecamatan Pulau Sembilan, hanya untuk menyaksikan bentuk ikan unik dan langka yang terdampar pada Selasa, 17 Mei kemarin.
Panjangnya berkisar 2 meter. Bagian kepala menyerupai ikan pari sementara sirip dan ekornya sangat mirip ikan hiu.
Menurut warga Pulau Leang-Leang, ikan jenis ini sangat langka bahkan ikan yang diberi nama lontar ini hanya bisa didapat sekali dalam setahun. Ikan lontar sebenarnya jenis ikan yang hidupnya di laut dalam, mungkin karena terbawa arus laut sehingga terdampar di pantai.
Anwar, warga Pulau Leang-Leang, mengaku ikan ini sangat sulit ditemukan di perairan Sinjai, karena itu harganya sangat mahal. “Satu sirip saja harganya bisa Rp 3 juta-an bila dijual dalam kondisi kering,” terang Anwar.
Karena ditemukan dalam kondisi sudah mati, warga menjual ikan tersebut di ibu kota Sinjai. Sejumlah pembeli kabarnya sudah menawar ikan yang ukurannya lumayan besar ini begitu mendengar ikan lontar ini terdampar di Pantai Leang-Leang.
(Okezone)
Baca selengkapnya »

Oarfish, Ikan Pendeteksi Gempa

0 komentar


Bencana tsunami besar melanda pantai timur Jepang pada 11 Maret 2011 silam. Bencana itu terjadi setelah sebuah gempa dahsyat dengan kekuatan 8,9 Skala Richter. Sistem keamanan darurat Jepang, saat terjadi tsunami, tampak bekerja dengan bagus memberi peringatan kepada rakyatnya. Namun, tampaknya sistem peringatan dini itu masih kalah cepat dengan peringatan yang disampaikan oleh kelompok ikan oar (oarfish).
Tanda-tanda bencana itu, sepertinya telah dirasakan seminggu sebelum kejadian oleh sekelompok oarfish. Kawanan ikan itu ditemukan terdampar di pantai Jepang, seminggu sebelum tsunami menyapu kawasan pantai timur Jepang.
Kejadian itu, dituliskan oleh laman dailyonigiri.com. Laman itu menuliskan, seminggu sebelum terjadinya gempa besar dan tsunami itu, ditemukan banyak oarfish yang tersapu di daratan pantai Jepang dan sebagian tersangkut di jaring nelayan. Sebelumnya, laman The Telegraph juga pernah memuat artikel tentang oarfish yang muncul ke permukaan sebelum terjadi gempa besar di Cili dan Haiti pada 2010 silam.
Yang menarik, oarfish ini diduga bisa mendeteksi terjadinya gempa besar. Mengapa demikian?
Oarfish biasanya tinggal di laut dengan kedalaman 1 km (lebih dari 3.000 kaki). Jenis ikan ini sangat jarang ditemukan hidup di laut dengan kedalaman kurang dari 200 meter dari permukaan laut. Ikan ini bisa tumbuh dengan panjang lebih kurang 17 meter (56 kaki).
Menurut kebiasaan kuno Jepang, ikan ini berenang ke permukaan dan pantai sebagai pertanda datangnya gempa bumi.
Selain itu, juga terdapat teori ilmiah yang mengatakan binatang lebih sensitif bergerak ke permukaan dari pada manusia.
Beberapa ilmuan percaya ikan yang hidup di laut dalam sangat sensitif  terhadap gerakan bumi dan biasanya selalu mendahului terjadinya gempa bumi. Meski demikian, kebanyakan ahli gempa tidak melihat hubungan ilmiah antara fenomena oarfish dengan gempa bumi.
Tapi, apakah mungkin ikan-ikan itu mengetahui apa yang terjadi di bawah permukaan? Pada zaman kuno, ketika belum memiliki peralatan yang canggih, orang-orang Jepang mempercayai beberapa ikan, terutama lele, sebagai pertanda akan terjadinya bencana gempa.
(VIVAnews)
Baca selengkapnya »

Memancing Ikan Ala Viking

0 komentar


Kaum viking merupakan etnis yang hidup di beberapa negara skandinavia seperti Denmark, Swedia dan Norwegia. Mata pencaharian mereka umumnya bertani, berburu dan memancing. Viking juga dikenal gemar berpetualang menjelajahi dunia sambil berdagang. Kehebatan mereka sebagai kaum pemberani dengan kehandalan membuat kapal layar membuat mereka sangat populer di masanya. Sekarang pun sejarah mereka sering dibicarakan penduduk dunia.
Memacing sebagai bentuk mata pencaharian bagi kaum viking, sekarang menjadi hobi sebagian masyarakat Norwegia. Memancing juga mempunyai tradisi tersendiri bagi negara empat musim ini. Tentunya gaya memancing di musim dingin sangat menarik diketahui karena pada musim dingin negara viking ini diselimuti salju tebal dengan suhu udara bak kulkas dunia, dimana tahun ini mencapai – 35 s/d – 40 derajat C.
Memancing di musim salju tentu sangat unik terutama mereka yang memancing di sungai atau danau. Kenapa unik, karena sungai dan danau diselimuti salju tebal yang telah menjadi es sehingga mampu menahan orang bahkan kenderaan roda empat untuk lewat diatasnya. Saat ini penulis (Aiyub Ilyas) tinggal didekat sebuah danau terbesar di Norwegia yang bernama Mjรธsa dengan luas 365 km2, panjang 117 km, dengan kedalaman 468 m. Pada musim salju Mjรธsa selalu diselimuti es, sehingga banyak warga menggunakannya sebagai tempat bermain ski. Begitu juga pada akhir musin salju, ketika matahari mulai bersinar banyak penduduk memancing ikan diatas Mjรธsa.
Bagaimana cara melakukannya tentu hal yang menarik untuk diceritakan. Mereka pergi jauh ketengah danau dengan membawa perlengkapan memancing, kursi santai, alas tidur dan tentu tidak pernah lupa dengan satu termos kopi. Karena memang penduduk Norway terkenal sebagai peminum kopi terbanyak di dunia. Kemanapun mereka pergi, kopi selalu menjadi pendamping setia.
Saat penulis mencoba berjalan jauh ketengah danau dengan perasaan takut kalau tiba-tiba terjadi gempa dan penampang es hancur, tentu sudah bisa diprediksi sebuah kenduri besar akan digelar menyambut manyat pahlawan yang mati konyol. Namun keinginan untuk mengamati bagaimana mereka memancing diatas es telah menguatkan tekad untuk terus berjalan dengan pandangan yang mengamati kanan kiri kalau-kalau ada sesuatu yang membahayakan.
Begitu sampai ketempat dituju, dengan sedikit berbasa basi berbagai pertanyaan muncul dari benak yang sangat penasaran tentang bagaimana cara mereka memancing dan apakah mereka tidak takut berada seharian diatas danau dengan kedalaman hampir ½ km itu.
Merekapun menceritakan bahwa memancing diatas permukaan es adalah hal yang unik dan menarik. Sambil menunjuk peralatan merekapun memperagakan bagaimana membuat lubang sebagai tempat menjatuhkan mata pancing untuk mengail ikan yang ada jauh dibawah permukaan.
Karena sering melihat di TV tentang bagaimana seekor beruang kutup dengan mudah menangkap ikan diatas permukaan es, penulis berfikir tentu merekapun mendapatkan hal yang sama. Melempar mata kail dan dalam beberapa menit ikan pun diperoleh. Tapi ternyata tidak, mereka mengatakan butuh kesabaran tinggi untuk menunggu yang kadang-kadang tanpa hasil.
Karena tujuannya bukan sekedar mendapatkan ikan, tapi menyalurkan hoby sambil menikmati teriknya matahari yang tidak mereka peroleh selama musim salju, membuat mereka mampu bersabar berjam-jam diatas permukaan es. Ketika penulis menanyakan apakah mereka tidak merasa takut bila penampang es mencair atau hancur karena gempa misalnya. Sambil tertawa mereka mengatakan bahwa Norway tidak pernah terjadi gempa dan mereka tidak begitu tahu bagaimana rasanya gempa bumi.
Tapi kalau tentang pencairan es, mereka yakin tidak karena pemerintah tentunya akan mengeluarkan warning bila ada situasi yang membahayakan. Sehingga semuanya dalam keadaan yang terkontrol kata mereka. Akhirnya dengan sedikit mempromosikan Aceh dengan peninggalan Tsunami penulis menutup pembicaraan sambil berlalu dengan hati terus berdo’a semoga tidak terjadi sesuatu hingga kaki melangkah sampai ke tepi. Itulah sekelumit pengalaman di negara viking yang sekarang mendapat predikat negara yang paling ingin ditinggali oleh penduduk dunia.
*) Aiyub Ilyas adalah aktivis World Achehnese Association, Mahasiwa Master Kesehatan Jiwa HUC of Norwegia
(Pewarta Indonesia)
Baca selengkapnya »

Tips Memilih Ikan Discus

0 komentar
 
Discus sebagai rajanya ikan air tawar menarik banyak akuaris maupun orang awam untuk memeliharanya. Selain bentuk, warna, dan coraknya yang menarik, harganya yang mahalpun menjadi salah satu daya tarik untuk memeliharanya. Namun memelihara terutama untuk memilih calon bibit yang baik tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Untuk mendapatkan discus yang baik tentulah harus mendapatkan bibit yang baik. Oleh karena itu seorang hobies terutama pemula harus jeli dalam memilih ikan. Kesulitan terbesar yang dihadapi oleh pemula adalah kurangnya pengetahuan mengenai kualitas discus yang baik. Banyaknya jenis discus, terutama nama-nama yang berlainan untuk satu jenis discus ikut membuat pemula ini semakin bingung.
Berikut tips untuk memilih discus yang baik, diantaranya;
  • Warna kulit yang cerah, tidak berselaput ataupun mengeluarkan lendir yang berlebihan. Warna kulit yang mengkilap/ hitam menandakan kondisi discus yang tidak sehat. Garis hitam vertical/ stress bar yang sangat menyolok/ tegas menandakan discus dalam kondisi stress yang berat. Jumlah garis ini berbeda-beda menurut varian ikan. Biasanya berjumlah antara 7-18 bar. Stress bar ini tidak menentukan sakit tidaknya seekor discus, tetapi sebagai parameter kondisi discus akibat kaget, atau kondisi lingkungan yang tidak cocok bagi discus. Banyak jenis discus yang menunjukkan stress-bar nya dengan jelas.
  • Sisik pada ikan yang bersih dan tidak terkelupas, tidak berbintik putih dan berlendir terlalu banyak. Sirip ikan haruslah terlihat bersih dan lengkap. Sirip yang sobek, rusak, berjamur menandakan ikan tidak sehat. Biasanya pada sirip ikan sering terserang fin rot. Sirip yang tidak cacat dan seimbang akan membuat bentuk discus bulat dan indah dipandang.
  • Warna mata yang bening, tidak berselaput ataupun berbintik putih. Bola mata yang tidak terlalu mencolok keluar seperti ban radial. Mata demikian disebut pop eye yang disebabkan kondisi air yang jelek, dan ikan terjangkit intestinal bakteri. Ukuran mata yang terlalu besar pada ikan yang berukuran kecil menandakan ikan tersebut terhambat pertumbuhannya atau biasa disebut bantet/ kontet. Selain itu mata yang hitam dapat diakibatkan oleh penyakit internal dan terlalu lama terkena kontaminasi obat-obatan dalam jangka lama.
  • Bentuk tubuh ikan discus yang ideal, tidak kurus yang nampak dari ketebalan dahi/ jidat discus. Discus yang tidak cacat fisik, biasanya terlihat dari depan/ muka dimana sisi kiri dan kanan terlihat sama. Mulut ataupun bagian tubuh lainnya tidak ada yang lebih ke kiri/ ke kanan.
  • Cara bernafas yang berirama teratur, dimana kedua insang membuka dan menutup bersamaan, tanpa ada yang lebih besar membukaya ataupun bernafas hanya dengan satu insang. Biasanya ikan yang bernafas dengan satu insang terjangkit Gill Fluke Dactylogyrus atau kutu insang. Tutup insang rata menutupi insang, tidak pendek dan tidak menganga terbuka. Juga harus diperhatikan nafas yang snagat cepat, yang dapat disebabkan oleh kekurangan oksigen naum dalam jangka panjang akan merusak fungsi insang.
Discus yang sehat umumnya tidak takut terhadap manusia yang melihatnya. Discus yang baik dan sehat biasanya akan segera mendekat dengan cepat, mengira akan diberi makan. Selain itu discus yang sehat umumnya tidak menyendiri, tertapi berbaur dengan teman-temannya.
Umumnya discus yang sehat, gaya berenangnya tenang, tidak tersendat-sendat. Discus yang suka menggesekkan bagian tubuhnya ke alat-alat atau benda sekitarnya, umumnya terserang parasit. Hal ini mungkin karena rasa gatal yang ditimbulkan akibat gigitan kutu ataupun jamur/ bakteri pada kulit maupun insang. Discus yang sehat umumnya berenang dengan tenang, dasi/ pectoral fin – sirip depan bawah perut diturunkan sehingga terlihat gagah pada saat berenang.
Jangan mudah tertipu dengan warna. Warna merah membara pada mata dan warna yang menyolok, terutama pada discus kecil & remaja (antara 2-3 inci), bukan jaminan untuk mendapatkan discus yang baik. Pada saat ini ada sebagian kalangan yang menggunakan hormon untuk memaksakan keluarnya warna ikan, yang bertujuan untuk memudahkan penjualan dan meningkatkan daya tarik ikan. Warna ini tidak akan bertahan lama (kurang lebih 2 minggu-1 bulan). Pemakaian hormon dapat mengakibatkan gagalnya pemijahan atau anakan yang dihasilkan sedikit dan biasanya tidak sehat.
Batik atau pattern ikan biasanya akan timbul mulai 2 inci ke atas dan bertahap. Berhati-hatilah jika membeli discus yang sudah keluar batik sejak ukuran kecil, karena kemungkinan adanya pemberian hormon untuk mengeluarkan batik ini agar terlihat indah. Adalah wajar batik yang keluar hanya setengah atau kurang pada ukuran 2 inci, namun terkadang kualitas discus yang rendah mengakibatkan batiknya tidak keluar secara sempurna hingga full satu badan.
Usahakan membeli ikan paling tidak ukuran 2 inci, karena pada ukuran inilah ciri-ciri ikan sehat dan baik dapat dilihat dibandingkan ukuran yang lebih kecil. Hindari untuk membeli burayak walaupun harganya murah, terutama jika anda seorang pemula. Jangan tergiur dengan keuntungan karena memelihara burayak tidak mudah.
Selain tips di atas, yang harus diterima oleh pemula adalah cacat fisik seperti mata besar sebelah, pertumbuhan fin tidak sempurna, dahi menonjol, bagian kepala meruncing dll. Kemudian yang terpenting adalah lakukan adaptasi secara perlahan sesudah tiba dirumah dan lakukan karantina pada setiap ikan yang dibeli.
(Joanes Tirtadinata – Bintaro Discus Jakarta)
Baca selengkapnya »

Tradisi Berburu Paus di Lamalera

0 komentar



Perburuan ikan paus di Desa Lamalera, Kecamatan Wulandoni, Kabupaten Lembata, NTT, sudah menjadi tradisi turun-temurun. Tradisi ini telah memperkenalkan penduduk di kaki Gunung Labalekan ini ke seluruh dunia.
Jika di daerah Kanada, Greenland, atau di sekitar kutub selatan ada tradisi berburu anjing laut dan penguin, maka di Indonesia ada tradisi yang lebih ekstrem lagi, yaitu tradisi berburu ikan paus. Tradisi ini hanya dilakukan oleh penduduk Desa Lamalera di Kabupaten Lembata. Tradisi ini telah berlangsung lama, sejak nenek moyang suku Lamalera menempati tanah Lomblen. Berbagai sumber menyebutkan tradisi ini sudah ada sejak abad ke-16.
Sebelum berburu paus di lautan lepas, para nelayan Lamalera berdoa bersama kepada Tuhan agar mereka berhasil dalam perburuan ikan paus. Dengan doa, ritual adat dan perlengkapan tradisional mereka mengarungi lautan untuk menaklukan “raksasa laut” itu. Para nelayan tradisional hanya dilengkapi satu-satunya senjata andalan berupa tombak yang dinamakan tempuling. Senjata tradisional ini berupa sebatang bambu panjang yang di salah satu ujungnya ditancap besi runcing. Dengan senjata itu mereka berusaha membunuh ikan paus, yang besar tubuhnya puluhan kali lebih besar dari tubuh manusia.
Betapa kekuatan sepotong besi mampu menaklukan ikan jenis ini. Karena itu tak heran arus kunjungan wisatawan ke sana dari tahun ke tahun terus meningkat. Tetapi terkadang para nelayan tradisional mengalami naas. Ikan raksasa yang terluka menyeret perahunya para nelayan hingga perairan Australia atau sampai di Kupang, Ibukota Propinsi NTT. Ketika ikan itu sudah berhasil ditombaki –dimana ujung tombak yang lain diikat tali yang disambungkan ke perahu– para nelayan ini mengikuti saja pergerakan ikan sampai melemah. Tak berdaya. Di saat itu para nelayan menarik ikan ke pantai Lamalera.
Kadang-kadang pula mereka menjadi korban akibat hempasan ekor ikan raksasa itu yang kaget saat ditombaki. Perahu bisa langsung pecah dengan hanya satu kali tebasan ekor paus. Maklum, bentangan sirip ekor ikan itu bahkan lebih lebar dari badan perahu tradisional yang digunakan untuk memburu paus. Tak jarang jatuh korban jiwa.
Jika jatuh dan ada nelayan yang mati saat bertarung melawan paus, kenyataan itu selalu dikaitkan dengan suasana di daratan. Diyakini sebelum berangkat, korban “belum bersih” dalam arti masih ada silang sengketa di keluarganya, mungkin masih belum berdamai dengan istri dan anak-anaknya jika ada pertengkaran sebelumnya. Atau ada pelanggaran adat di kampung. Karena itu anggota nelayan yang pergi berburu ikan paus harus “bersih diri”, “bersih rumahnya”.
Perburuan paus biasanya dimulai pada bulan Mei, perburuan dilakukan menggunakan perahu yang terbuat dari kayu yang disebut paledang. Orang yang bertugas menikam paus disebut lama fa. Orang ini berdiri di ujung perahu, buritan atau haluan, saat paus yang diburu mulai kelihatan. Lama fa selalu mencari kesempatan untuk menikamkan tempuling di tubuh paus. Tombak atau tempuling bukan sekadar dilempar ke tubuh paus, melainkan si lama fa melompat menuju paus sambil memegang tempuling dan dengan kekuatan penuh dia menghujamkan tempuling ke tubuh paus.
Bisa dibayangkan kekagetan dan rasa sakit ikan paus saat ditombaki dan bagaimana reaksi ikan raksasa itu, yang sangat mungkin membahayakan lama fa dan perahu para nelayan. Tapi tidak ada rasa gentar. Ikan paus harus ditaklukan agar bisa dibawa pulang ke Lamalera, berapa pun jauhnya ikan itu berusaha melarikan diri sampai melemah dan akhirnya mati. Terkadang perahu ”diseretnya” ke lautan lepas sampai para pemburu kehabisan bekal karena berhari-hari di laut lepas menaklukan paus.
Daging paus yang diperoleh dari perburuan ini nantinya akan dibagikan kepada seluruh penduduk sesuai besar kecilnya jasa wakil anggota keluarga mereka dalam proses perburuan paus. Selain hasil daging, masyarakat juga memanfaatkan minyak paus sebagai minyak urut, bahan obat dan bahan bakar untuk lampu teplok.
Walaupun sudah ada beberapa konvensi yang melarang perburuan paus tersebut, tapi tradisi berburu paus ini sampai sekarang masih tetap dipertahankan. Para penduduk Lamalera mengatakan bahwa mereka tahu paus mana yang menjadi buruan mereka. Paus yang masih kecil dan yang sedang hamil tidak akan diburu. Hal itu untuk menjaga populasi paus di daerah Lamalera.
Kini para orang tua di Lamalera berusaha keras melatih anak mereka agar kelak menjadi lama fa. Hal ini disebabkan karna makin hilangnya kesadaran para pemuda Lamalera dalam mempertahankan tradisi berburu paus yang diwariskan nenek moyang.
Pemerintah setempat melalui Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) menjadikan tradisi berburu paus oleh nelayan Lamalera ini sebagai salah satu obyek wisata. Kepala Disbudpar, Wenseslaus Pukan, belum lama ini, mengatakan, sudah mengusulkan Desa Lamalera menjadi desa pariwisata ke dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pariwisata yang mulai digulirkan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
Keseriusan ini, katanya, untuk mewujudkan Lamalera menjadi salah satu ikon utama pariwisata di Kabupaten Lembata. Dan, hal ini sudah dimulai dengan diadakannya Fertival Baleo di Lamalera, sejak tahun 2009 lalu. Festival akan terus dilakukan setiap tahun.
“Kita sedang konsentrasi untuk menjadikan Lamalera sebagai ikon pariwisata kita, dan itu kita sudah mulai dari tahun 2009 lalu, dengan mulai melaksanakan Festival Baleo. Karena memang selama ini, wisatawan asing dan regional berkunjung ke Lamalera, untuk melihat tradisi ini,” jelasnya.
Saat ini, katanya, sudah diusulkan agar Desa Lamalera A dan B untuk masuk dalam desa prioritas sasaran PNPM Mandiri Pariwisata. Dia berharap dengan campur tangan pemerintah pusat, Lamalera dapat lebih maju dan semakin dikenal dunia.
(Berbagai Sumber)
Baca selengkapnya »

Lele Raksasa 260 pon Tertangkap dengan Umpan Jagung Manis

0 komentar


Pemancing Wales, David Kent di Thailand. Berhasil mendapatkan seekor ikan lele raksasa seberat 260 pon (sekitar 118kg) hanya dengan menggunakan sepotong jagung manis sebagai umpannya.*
KRABI - Seekor lele raksasa seberat 260 pon (sekitar 118 kg) tertangkap pemancing Wales, David Kent di Thailand. Pemancing tersebut hanya menggunakan sepotong jagung manis sebagai umpannya, dan butuh waktu kurang dari satu jam saat umpannya disambar.
David Kent (54), seperti dilansir News Discovery, Kamis (16/6), menangkap ikan air tawar tersebut pada November di Resort Pemancingan Gillhams, Krabi, di pantai barat Thailand bagian selatan. Namun butuh waktu seminggu agar ikan tersebut dapat dinyatakan sebagai rekor dunia baru untuk spesies terbesar yang tertangkap.
Sebelumnya Resort Pemancngan Gillhams telah menghasilkan dua pemegang rekor untuk jenis ini, kata pemilik resor Stuart Gillham. Satu, tertangkap pada 2008, seberat 184 pon, kedua tersangkut pada tahun 2009 seberat 191 pon. Menurut Gillham, masih ada ikan di danaunya yang melebihi bobot 300 pon.
Hasil tangkapan Kent, lele Mekong panjangnya mencapai tujuh kaki (sekitar 2 m), dan di ‘release’ setelah resmi dilakukan pengukuran.
(Pikiran Rakyat)
Baca selengkapnya »

JORAN

0 komentar
Maguro Thunnus XT

  • Model 250XH-8
  • Action Extra Heavy
  • Ring Guide Fuji SIC
  • Line Class Max PE 8
  • 2 Section
  • Lure Max 200 gr
  • Length 250 cm
Okuma Oceanic

  • Model TR 601-MH
  • Durable E-glass blank construction
  • Standard and heavy duty series Fuji reels seats
  • Durable EVA fore grips
  • Rugged graphite butt sections
  • 1 Section
  • Length 6’0″ Feet
Shimano Jigwrex

  • Saltwater Jigging
  • Solid Fiberglass spacer
  • Strength and Sensitivity
  • Fuji SIC Guide and Reel Seat
  • Spinning Type
S5103
S554
AX-B5103
S508
8.000 poin
8.100 poin
8.200 poin
8.350 poin
Shimano Lesath GS

  • Model 2562 F
  • Type Spinning
  • 2 section
  • Action Fast
  • Line Wt 8-16 Lbs
Shimano Triton Game

  • Model B5350 F
  • Fuji CHBSG Silicon Carbide Guide
  • AA Roller Guide
  • Powerful Composite Blank
  • Radius Cut Gimbal
  • Length 1.62 m
  • Action Fast
Shimano T Curve

  • TCurve Blanks
  • AFTCO Roller Guides & Tips (select models only)
  • Fuji Reel Seats & Guides (select models only)
  • Heavy-duty anodized aluminium reel seats (select models only)
  • Triple over and under-bound guides


Baca selengkapnya »
 

Search

IKLAN

CLOCK

MY GLOBE

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

PLEASE TRANSLATE HERE

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : AFC

VISITOR

VISITOR FLAG

free counters

Total Tayangan Halaman

© 2010 AFRI COLLECTION Blog Pemancing Design by Dzignine
In Collaboration with Edde SandsPingLebanese Girls