Mereka juga menemukan sekelompok cusk-eel (sejenis belut), dan crustacea (udang-udangan) pemakan bangkai di kedalaman laut itu untuk pertama kalinya. Dalam ekspedisi selama tiga pekan di atas kapal riset Sonne itu, tim ilmuwan memanfaatkan teknologi pencitraan canggih, termasuk sistem kamera yang dapat menyelam bebas untuk mengambil sekitar 6.000 gambar dalam palung di kedalaman 4.500 dan 8.000 meter.
Para ilmuwan menyelidiki pada salah satu parit terdalam di dunia laut yang sebelumnya dianggap tidak dihuni ikan, ekspedisi ke dalam parit Peru-Chili di selatan Samudra Pasifik Timur mengungkapkan spesies baru snailfish di kedalaman 7000 meter yang belum pernah tertangkap atau terekam kamera sebelumnya.
Ini merupakan ekspedisi ketujuh yang berlangsung sebagai bagian dari HADEEP – sebuah proyek penelitian kolaboratif antara Oceanlab Universitas Aberdeen dan Institut Penelitian Kelautan Universitas Tokyo, dengan dukungan dari Institut Air dan Atmosfer Nasional (NIWA) Selandia Baru. Tim HADEEP telah menyelidiki kedalaman ekstrim di seluruh dunia selama 3 tahun. Temuan mereka sampai saat ini telah menyertakan penangkapan ikan dengan kamera di dunia laut terdalam untuk pertama kalinya.
Penemuan-penemuan terbaru ini memberikan wawasan baru di kedalaman laut di mana ikan bertahan dan keragaman populasi yang bisa berada di titik-titik terdalam samudera di seluruh dunia. (sumber : suara media)
0 komentar:
Posting Komentar